E-Commerce Kian Berkibar, UMKM Gulung Tikar

E-Commerce Kian Berkibar, UMKM Gulung Tikar Foto. Net.

Oleh : Titik purwanti 

Bintangpost : Sepi pengunjung dan pembeli membuat sebagian besar para pedagang pasar konvensional gusar hingga gulung tikar. Seperti yang terjadi kota Bandar Lampung, puluhan pedagang di pusat perbelanjaan Simpur Center Bandar Lampung memilih untuk gulung tikar lantaran sepi pembeli. 

Adapun para pedagang Simpur Center Bandar Lampung terpaksa meninggalkan kios, lantaran kalah bersaing dengan maraknya bisnis yang menjual berbagai produk melalui e-commerce (jualan online).

E-comerce atau jual beli secara online saat ini tengah diminati banyak masyarakat, berbagai kemudahan dan penawaran yang diberikan mampu menarik hati para konsumen. Kendati demikian, maraknya para pelaku e-comerce (jualan online) telah meresahkan dan berdampak buruk bagi para pelaku UMKM. 

Meski beberapa pedagang mengaku sudah mengikuti tren berjualan online, tetapi tetap kalah saing, selain harga yang ditawarkan oleh e-comerce jauh lebih murah, sedikitnya jumlah folowers (pengikut) membuat akun online mereka sepi penonton, tidak ada orderan yang masuk. Sehingga tidak sedikit dari mereka mengalami kerugian hingga terpaksa gulung tikar akibat modal macet tidak bisa diputar kembali.

Baca Juga :

https://bintangpost.com/read/8433/jaminan-kesehatan-adalah-hak-seluruh-rakyat

http://bintangpost.com/read/8339/solusi-islam-mengatasi-kemiskinan

Persaingan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM )dengan korporasi besar saat ini memang sangat terlihat, dari aspek modal, produksi barang, promosi, hingga harga yang sangat sulit bersaing. Negara membiarkan rakyat bertarung dan berjuang sendiri menghadapi ganasnya gempuran produk asing yang merambah kepasar bebas.

Sistem kapitalis yang dijadikan landasan dalam menjalankan ekonomi saat ini, memang membiarkan pemilik modal berkuasa, dan negara turut melegalkan dengan regulasinya. Seperti menyepakati pejanjian perdagangan bebas dunia (GATT), sebagai konskuensi sebagai bergabungnya negara dengan World Trade Organization (WTO), yang mengharuskan negara membuka pasarnya tanpa beban atau tarif bea masuk, dan bebas proteksi dari ketentuan importasi yang semestinya. 

Hal inilah yang membuat kaum kapitalis dunia dengan leluasa memasarkan produksinya langsung kepada konsumen dari berbagai negara atau cross border dengan harga jauh lebih murah, yang membuat korporasi semakin berkibar, mampu memenangkan pasar bebas dan membuat UMKM mati kutu. 

Tentu akan sangat berbeda ketika Islam diterapkan sebagai landasan sebuah negara, dimana pemimpin dalam Islam adalah pengurus dan bertanggungjawab atas rakyatnya. Rasullah Saw. bersabda, "Imam/pemimpin adalah pemelihara urusan rakyat; ia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap urusan rakyatnya." (HR al-Bukhari dan Muslim). 

Baca Juga :

http://bintangpost.com/read/8028/marak-perundungan-potret-generasi-makin-rusak

Negara akan turun langsung dalam mengatur dan menjalankan mekanisme pasar secara rinci dengan mengoptimalkan kekuatan permintaan dan penawaran, menjadikan keridhaan antara penjual dan pembeli sebagai kunci dalam jual beli. 

Islam memberikan ruang tehnologi dalam memudahkan kehidupan manusia selama tidak bertentangan dengan syariat. Negara akan memberi pelatihan dan edukasi kepada para pelaku usaha secara gratis untuk memajukan dan mengembangkan usahanya, pelaku usaha dalam Islam tidak dikenakan pajak pendapatan sehingga meringankan biaya operasional usaha rakyat.

Selain itu, Islam melarang praktik curang, seperti penimbunan barang (al ihtikar) yang dapat merugikan banyak orang akibat langkanya barang dipasaran, melarang Al-tahsyir pematokan harga oleh negara dan berbagai jenis kecurangan lainya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:?Artinya : "Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!"(QS. Al-Muthaffifiin 83: Ayat 1)

Disisi lain, negara akan menjalankan politik industri berat, dengan membangun visi industri mandiri, sehingga negara memiliki kapasitas yang memadai untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat dalam negeri, tanpa bergantung dengan negara lain, sekaligus menutup celah praktik-praktik hegemoni oleh perusahaan besar atau asing. 

Sedangkan untuk impor-ekspor boleh dilakukan selama tidak membawa dampak negatif bagi masyarakat dan negara. Maka hanya dengan menerapkan Islam kaffah, kesejahteraan rakyat dan kemandirian negara di bidang industri akan terwujud. 

Wallahua'lam bishawab.






    

Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Bandar Lampung.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment