Wisata Talang Indah Pringsewu Mati Suri, Perekonomian Masyarakat Lumpuh Total

Wisata Talang Indah Pringsewu Mati Suri, Perekonomian Masyarakat Lumpuh Total Foto. Wasis bintangpost.com.

PRINGSEWU-BINTANGPOST : Semenjak diberlakukannya pembatasan sosial dan kegiatan masyarakat terkait pandemi Covid-19 oleh pemerintah, berimbas terhadap beberapa sektor pariwisata.

Salah satunya objek wisata Talang Indah Bukit Panongan yang ada di Kabupaten Pringsewu. Objek wisata tersebut seakan tidak terurus dan mati suri akibat penerapan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah.

Dari pantauan bintangpost.com di kawasan wisata tersebut Jumat (13/8/2021) siang, areal taman hutan perbukitan milik pemerintah seluas lebih dari 4 hektare yang berada di Kelurahan Pajaresuk Pringsewu Lampung tersebut, seakan-akan tidak pernah dikunjungi wisatawan.

Jalanan nampak sepi tanpa ada tanda-tanda kunjungan wisatawan. Hanya hilir mudik kendaraan dan warga lokal yang melintas di areal tersebut.


Rudi Harmoko salah satu penggagas lokasi wisata dan anggota kelompok sadar wisata (Pokdarwis) objek wisata ini menyampaikan bahwa, dirinya sangat prihatin dengan sepinya wisata alam tersebut.

Menurut dia, terhitung sejak 11 Mei 2020 lalu, lokasi wisata ini ditutup. Sehingga menyebabkan keseluruhan sektor penunjang yang terkait usaha pariwisata ini lumpuh total. 

"Semenjak ditutup karena kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah, membuat sektor wisata dan perekonomian diwilayah ini lumpuh total. Karena di sini ratusan warga sekitar menggantungkan hidupnya dari industri pariwisata ini," ujar Rudi, didampingi rekannya Suratmin.

Namun begitu, lanjut dia, kebijakan pemerintah ini tentunya untuk menekan penyebaran virus Covid-19 di wilayah Kabupaten Pringsewu.

"Kondisi ini memang berat sekali dijalankan. Apalagi kita mengandalkan rejeki dari wisata ini. Namun meski berat, tetap harus dijalani, karena mungkin ini kebijakan pemerintah yang terbaik untuk menekan penyebaran virus Covid-19," tuturnya.


Dalam kesempatan tersebut, Rudi bersama Suratmin menceritakan perjuangan mereka sampai pernah menyabet peringkat lima tempat wisata se Indonesia untuk kategori Pokdarwis berkembang di tahun 2019.

Hal itu, lanjut dia, bukan tanpa alasan jika peringkat juara lima Nasional bisa diraih. Mengingat dimasa sebelum pandemi, tingkat kunjungan wisata tersebut dihari biasa berkisar dua ratusan orang. Dan di hari libur mencapai 1500 lebih pengunjung.

Apalagi, kata dia, dihari-hari besar libur nasional, seperti Natal, Idul Fitri, dan tahun baru. Pengunjung wisata ini bisa mencapai 7000 hingga 8000 pengunjung perhari, yang ingin berlibur dilokasi wisata cagar budaya dan wisata alam di Kabupaten Pringsewu ini.

"Tentunya hal ini bisa menjadi kebijakan pemerintah terkait penutupan lokasi wisata ini. Karena dengan pemberlakuan PPKM dan ditutupnya wisata ini sangat berimbas pada perekonomian masyarakat sekitar," ucapnya.


Rudi juga berharap pada pemerintah daerah, agar peduli nasib mereka. Jika alasan penutupan karena PPKM, seharusnya tempat wisata ini tetap dibuka dengan mengurangi jumlah pengunjung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Karena dengan luas areal lokasi wisata tersebut, dia mengatakan bahwa itu tidak mungkin terjadi kerumunan seperti di pasar. Apalagi ini adalah wisata alam terbuka bisa jadi destinasi wisata terapi para pengunjung.

"Kita berharap, adanya kelonggaran dari pemerintah untuk lokasi wisata ini. Sehingga masyarakat yang menggantungkan hidup dari wisata ini bisa berjalan, dan bisa meringankan beban hidup mereka walaupun tidak seberapa dimasa pandemi ini," harapnya. (Wasis)


Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Pringsewu.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment