Oleh: Dodoy Ariyadi
Bandar Lampung (BP) : "Munculnya platform baru di era digital tentunya menimbulkan banyak informasi yang muncul dengan kebenaran yang masih harus dipertanyakan."
Saat ini, kita berada di era digital tsunami informasi, yaitu banyaknya terpaan informasi tanpa batas di semua aspek. Apalagi, lahirnya Artificial Intelligence (AI) yang membuat seperti media sosial semakin kuat dan perlu perhatian lebih.
Kita pasti akrab dengan media baru seperti media sosial. Tetapi kadang, kita tidak sadar ada sesuatu yang kebablasan dalam menikmati media baru dan etikanya tertinggal.
Dan hal ini tentunya membuat kita suka maupun tidak tetap harus menerimanya. Karena kita saat ini berada di arus informasi di era digital yang begitu kuat.
Menyikapi hal ini, peran dari para insan pers sangat dibutuhkan. Di dunia pers, kemerdekaan pers, peran jurnalisme warga, dan media sosial harus saling bersinergi untuk memberikan informasi penting yang terjadi, dengan memberikan fakta-fakta real yang ada di lapangan.
Dan peran pers di era digital ini, harus berpegang teguh terhadap etika dan memahami dampak dari konten pemberitaan yang telah dibuat. Kemerdekaan dan kebebasan pers memang anugerah bagi jurnalis, tapi dapat menjadi bencana apabila pemberitaan dapat mencederai pihak lain bila tidak sesuai Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Di lingkungan pers juga harus memiliki cukup sumber daya untuk membangun nuansa yang beretika, dengan memberikan informasi melalui media maupun menggunakan media sosial. Sehingga menjadi sebuah terobosan yang strategis, serta dapat menjadi komitmen dalam menggalakan kemerdekaan pers sesuai dengan amanah undang-undang.
Perlunya skill di dunia pers, harus ditunjang dengan kemampuan kompetensi yang dimiliki, memahami kerja jurnalistik sesuai dengan etika dan aturan. Karena tidak menutup kemungkinan, adanya oknum yang mengatasnamakan pers, membuat informasi yang beredar tidak sesuai dengan fakta-fakta.
Pers memegang peran sentral dalam membentuk opini publik, khususnya dalam era informasi yang berkembang pesat saat ini. Dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara masyarakat memandang isu-isu yang ada.
Pers juga merupakan salah satu pilar utama dalam masyarakat demokratis. Fungsinya tidak hanya sebatas memberikan informasi, tetapi juga menjembatani hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Sehingga memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dan memengaruhi pendapat serta sikap terhadap isu-isu yang terjadi.
Dengan distribusi yang luas, pers juga memiliki kemampuan untuk membentuk pemahaman dan tanggapan masyarakat terhadap isu-isu yang relevan. Dan di era ini, pers bisa mempengaruhi persepsi masyarakat dengan menyampaikan informasi yang menarik perhatian masyarakat terhadap informasi tertentu. Selain itu juga, mempertimbangkan tantangan dan etika yang dihadapi media dalam menjalankan perannya sebagai penjaga pintu informasi.
Semua aspek ini bertujuan untuk memahami pentingnya peran media dalam membentuk opini publik dan dampaknya yang signifikan dalam masyarakat demokratis.
Salah satu peran utamanya adalah menyampaikan informasi kepada masyarakat. Informasi-informasi tersebut tidak hanya mencakup peristiwa dan perkembangan politik, tetapi juga merinci kompleksitasnya. Melalui siaran berita berkualitas, pemberitaan mendalam, analisis ahli, dan wawancara, media menjadi sumber informasi yang kaya dan beragam.
Untuk itu, organisasi profesi, organisasi media dan wartawan ataupun jurnalisme warga yang berkecimpung di dunia pers dan pemberi informasi, harus bisa mengaplikasikan hal itu.
Jika ini semua dapat terwujud dengan baik, tentunya pers dapat menciptakan literasi informasi yang baik, membangun budaya digital yang bermanfaat, serta strategi untuk terus mengawal kemerdekaan pers yang sehat dan demokratis. (*)