Oleh : Putri Jasmine
Bintangpost : Perundungan yang kembali terjadi di kalangan pelajar mendapat perhatian serius dari komisi V DPRD Lampung, yang meminta agar pelaku perundungan ditindak tegas.
Peristiwa perundungan tersebut terjadi pada seorang siswi SMKN 1 Lampung Selatan, akibat belum melunasi iuran SPP. Dan akibat peristiwa ini, korban enggan masuk sekolah karena malu dan minder.
Berulangnya kembali kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah tentunya menjadi permasalahan yang harus segera dituntaskan dalam dunia pendidikan di negeri ini. Budaya kekerasan baik fisik maupun verbal di kalangan para pelajar harus segera dihentikan.
Sebetulnya, beberapa upaya sudah dicoba dan dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk menanggulangi persoalan ini, mulai dari program Sekolah Ramah Anak, hingga Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang ada dalam kurikulum sekolah, setelah sebelumnya ada juga Program Pendidikan Berkarakter. Namun nyatanya, program-program ini belum mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Maraknya kekerasan di kalangan pelajar sesungguhnya menggambarkan kegagalan sistem pendidikan di negeri ini yang menjadikan Sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) sebagai landasan kurikulum yang diterapkan dalam dunia pendidikan.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/7870/marak-perceraian-ketahanan-keluarga-dalam-ancaman
Pemisahan nilai-nilai agama dari kehidupan telah memberi pengaruh buruk pada masyarakat, seperti hilangnya rasa kemanusiaan, cenderung hedonis, dan tak takut akan dosa. Dalam kondisi ini, wajar kerusakan pada remaja terus terjadi secara sistematis. Maka, berharap lahirnya generasi unggul pada sistem sekular ini adalah hal yang mustahil.
Sementara Islam memberikan perhatian besar pada generasi. Bahkan, pada masa Islam berjaya, keluarga menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Ibu sebagai teladan utama, mampu menanamkan akidah yang kuat dan memberikan pemahaman yang benar tentang jalan hidup yang telah Allah tentukan.
Membiasakan anak-anaknya sedari dini untuk menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Produktivitas remaja di masa kejayaan Islam juga begitu luar biasa. Banyak karya ilmiah, penelitian, riset yang ditemukan saat usia mereka masih sangat belia.
Peran negara, masyarakat, dan keluarga begitu luar biasa dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi. Penjagaan negara dalam sistem Islam kepada warga negaranya juga begitu tinggi. Negara melarang semua konten yang merusak baik dalam buku, majalah, surat kabar, media elektronik, dan virtual.
Sebagai perisai umat, negara dalam sistem Islam berperan untuk mencegah masyarakatnya melakukan kemaksiatan dengan menutup segala celah menuju kemaksiatan. Oleh karena itu, perilaku perundungan ini akan mampu dituntaskan ketika adanya pengaturan Islam yang sempurna di seluruh aspek kehidupan.