Oleh: M. Hakiem Sedo Putra (TA. Hidrologi Forensik)
Bandar Lampung (BP) : Lampung salah satu wilayah yang mengalami musim hujan pada akhir tahun seperti pada umumnya yang terjadi di berbagai Provinsi Indonesia.
Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota Provinsi Lampung, menjadi salah satu kota dengan perubahan demografi cukup pesat sehingga harus mewaspadai kerentanan banjir dengan datangnya musim penghujan ini.
Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya banjir, terutama saluran drainase sebagai jalan utama pembuangan air. Dan di banyak tempat, saluran drainase belum berjalan sesuai dengan fungsinya.
Banyak saluran drainase yang memiliki dimensi yang sudah tidak sesuai dengan debit air yang lewat, drainase yang mengalami sedimentasi besar, penghambatan saluran akibat sampah, hingga kerusakan struktur saluran drainasenya. Semua hal tersebut menyebabkan malfungsi pada saluran.
Fenomena kerusakan saluran drainase ini sangat umum terjadi di berbagai wilayah perkotaan maupun pemukiman masyarakat. Serta banyak hal yang menyebabkan kerusakan saluran pada drainase tersebut. Ironinya, kerusakan saluran drainase tersebut justru tidak terjadi karena besarnya debit aliran, melainkan banyak terjadi akibat ketidakpedulian masyarakat sebagai penggunanya.
Salah satunya yang kerap terjadi yakni dengan mobil parkir pada sisi saluran drainase dengan beban yang terlalu berat, sehingga menyebabkan kehancuran dinding saluran draianse yang menghambat jalan aliran air.
Dari fakta tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa, tanggung jawab dalam penyelesaian permasalahan banjir ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun juga dibutuhkan kepedulian masyarakat untuk selalu menjaga saluran drainase kita sebagai bentuk mitigasi terhadap bencana banjir.
Banyak hal yang dapat dilakukan dalam memelihara saluran drainase, misalnya dengan menjaga kebersihan agar tidak terjadi banyaknya sedimentasi pada saluran, tidak membuang sampah sembarangan, dan juga menjaga kualitas konstruksi saluran drainase.
Apabila saluran drainase tersebut mengalami kerusakan dan sebagainya, kita perlu menumbuhkan kesadaran diri kita untuk memperbaikinya dan merenovasinya kembali agar fungsinya dapat kembali seperti semula.
Dari sisi pemerintahan juga dapat lebih memperhatikan wilayah atau daerah yang belum memiliki saluran drainase untuk pembuangannya, sehingga dapat direncanakan dan dianggarkan untuk pembangunan saluran drainase yang telah rusak maupun yang baru.
Dengan sinergitas antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga infrastruktur saluran drainase ini, diharapkan dapat meminimalisir terjadinya bencana banjir di kemudian hari dan menciptakan Kota Bandar Lampung yang lebih sehat sejahtera dan berkelanjutan. (*)
