Oleh: Silvia Anggraeni, S. Pd
Bintangpost : Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Dasar Menengah (BANPDM) Lampung, Karwono menyebut berdasarkan hasil temuannya pada akreditasi 2023, mutu guru di Lampung menempati posisi paling rendah dari kompenen lainnya.
Karwono menjelaskan dalam proses akreditasi terdapat empat kompenen besar dalam penilaian mutu sebuah instansi pendidikan. Yaitu mutu lulusan, proses pembelajaran, mutu guru, dan manajemen sekolah.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, yakni menciptakan generasi yang terdidik, berkualitas dan siap menghadapi masa depan. Guru juga memiliki tanggung jawab dalam membentuk karakter, mengembangkan potensi, serta menumbuhkan ketakwaan dalam setiap diri anak didiknya. Maka dari itu seorang guru harus memiliki kemampuan yang cukup serta senantiasa meningkatkan ilmu dan kemampuannya.
Baca Juga :
Sementara fakta hari ini, kualitas guru nyatanya belum mampu memenuhi tugas berat tersebut. Dan jika ditilik jauh ke belakang, guru yang ada hari ini adalah output pendidikan masa lalu. Dan sangat disayangkan, ia pun akan menciptakan output berikutnya sesuai dengan kapasitasnya.
Dengan kata lain mereka dihasilkan dengan mutu yang rendah dari proses pendidikan yang buruk. Dan lebih parahnya lagi, mereka akan menciptakan generasi penerus yang tentu tak jauh berbeda dengannya. Sehingga lingkaran buram mutu dunia pendidikan negeri ini tak akan pernah berujung.
Inilah sistem pendidikan dengan asas sekulerisme di era kapitalisme. Semua pendidikan ditempuh hanya untuk mendapatkan legalitas agar dapat terjun ke dunia kerja. Begitu juga dengan guru yang merupakan profesi yang dicari hanya sekedar untuk mencari rezeki. Sementara tugas utamanya yang begitu berat justru kadang terlupakan. Belum lagi gaya hidup sekuler yang liberal secara telak telah menjadikan beberapa oknum guru tak lagi patut digugu dan ditiru.
Sedangkan dari sisi administrasi guru memang kerap direpotkan dengan berbagai pemberkasan yang tak hanya menyita waktu dan pikiran, tapi juga biaya. Kesejahteraan guru yang memang ala kadarnya ditambah dengan beban administrasi yang berat tentu akan berpengaruh pada performa guru dalam mendidik generasi penerus.
Baca Juga :
Beragam masalah yang menjadikan kualitas guru makin rendah ini takkan terjadi jika sistem yang diterapkan adalah sistem Islam. Sebab Islam menjadikan pendidikan sebagai hal yang harus diperhatikan dengan benar. Pendidikan dalam Islam merupakan proses untuk membentuk manusia yang beriman kepada Allah, memiliki akhlak mulia serta berguna bagi masyarakat.
Pendidikan Islam sendiri berasaskan akidah Islam, sehingga tak perlu lagi diragukan kualitasnya baik guru maupun peserta didiknya. Di samping itu pula kesejahteraan guru amat dipikirkan dalam Islam, sehingga sistem pendidikan Islam mampu mencetak generasi emas yang membanggakan.
Tak mengherankan jika perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan pada masa kejayaan Islam unggul dan bahkan mempengaruhi peradaban dunia. Wilayah kekuasaan Islam menjadi pusat-pusat pendidikan yang diminati bukan hanya kalangan Islam, tetapi juga kalangan non-Islam.
Seperti pada masa kepemimpinan Harun al Rasyid Ridha (170-193 H) yang merupakan khalifah ke-7 Dinasti Bani Abbasiyah, pada masa pemerintahannya Pendidikan Islam mencapai puncak kejayaan. Beliau sangat memberi motivasi dan perhatian penuh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, Harun Al-Rasyid merupakan seorang yang cerdas dan mencintai ilmu pengetahuan. Negara di bawah kendalinya aman, tentram, makmur, damai dengan dukungan sarana dan prasarana pembangunan, sehingga dunia Islam menjadi pusat ilmu pengetahuan.
Demikianlah sistem pendidikan Islam yang telah terbukti dari sejarah kegemilangan pendidikan di era khilafah. Yang mampu mencetak para ilmuwan yang taat dan betakwa.
Allahu alam bisshowab
