Isi Amplop Jadi Tolak Ukur Pemilih, Potensi Golput di Pesawaran Cukup Tinggi

Isi Amplop Jadi Tolak Ukur Pemilih, Potensi Golput di Pesawaran Cukup Tinggi Ilustrasi (Foto.Net).

Pesawaran (BP) : Kabupaten Pesawaran adalah salah satu kabupaten yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak, yang akan dilaksanakan pada Rabu 27 November 2024.

Dalam hajatan demokrasi lima tahunan ini, ada dua pasang calon bupati dan wakil bupati yang ditetapkan oleh KPU Pesawaran menjadi kontestan dalam pilkada serentak di kabupaten tersebut.

Namun dari wawancara dengan warga di beberapa kecamatan di kabupaten Pesawaran oleh media ini, potensi masyarakat sebagai pemilih yang akan golput (memilih untuk tidak memilih) cukup banyak. Sehingga diprediksi, bahwa pemilih golput di Kabupaten berjuluk Bumi Andan Jejama ini lumayan cukup tinggi.

Apalagi dari hari penelusuran media ini bahwa, masyarakat akan memilih atau melakukan pencoblosan, jika diberi amplop yang berisi sejumlah uang dari pasangan calon bupati dan wakil bupati, maupun calon gubernur dan wakil gubernur Lampung.

Salah satunya dari Benni (30), warga Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran yang mengatakan bahwa. Banyak dari warga di kecamatan tersebut enggan untuk hadir ke tempat pemungutan suara (TPS), jika tidak ada yang memberikan sejumlah uang dari pasangan calon bupati maupun calon gubernur.


Menurut dia, masyarakat Kecamatan Padang Cermin, sudah jengah dari semua janji-janji politik yang diberikan dari setiap paslon. Bahkan ada ratusan anak-anak muda yang ada di seluruh desa di kecamatan tersebut akan golput.

"Warga dan anak muda di kecamatan ini kebanyakan sudah nggak merespon setiap calon pak. Mereka sekarang berpikirnya, siapa yang kasih uang, mereka akan pilih. Dan kalau nggak ada yang kasih, warga nggak akan dateng ke TPS untuk nyoblos," terang Benni kepada media ini, Senin (25/11/2024).

Terpisah, hal senada juga disampaikan Kholil (37) warga Kecamatan Waylima Pesawaran, yang menyatakan bahwa dirinya dan rekan-rekan di kecamatan tersebut, khususnya di desa nya sudah sepakat tidak akan memilih Bupati dan Gubernur jika tidak ada uang saweran (politik uang, red) untuk mereka.

Hal itu dilakukan, kata dia, selama ini dirinya dan warga di desa nya hanya dijadikan lumbung suara oleh para elit politik atau para calon. Namun setelah jadi, janji-janji yang disampaikan saat masih pemilihan, tidak pernah terwujud.

"Jangankan janjinya, menyapa atau melihat kami di desa ini aja nggak pernah. Jadi kami sudah muak pak. Apalagi anak-anak muda di desa saya. Sudah pasti golput. Karena mereka nggak pernah diperhatikan oleh calon. Jadi mereka kompak untuk tidak memilih di tanggal 27 November 2024 besok," ungkapnya, Minggu (24/11/2024) kemarin.


Sama halnya juga yang di ungkapkan oleh Wawan (47), warga Kecamatan Gedong Tataan yang juga menyatakan tidak akan memilih atau golput saat hari pencoblosan (27 November 2024) nanti.

Kepada media ini, Wawan juga terang-terangan bahwa dirinya akan mencoblos calon yang memberinya imbalan dengan sejumlah uang.

"Kalau ada yang kasih 50 ribu rupiah saya ambil dan saya akan coblos nanti. Tapi kalo ada yang ngasih lebih gede, ya saya ambil juga, dan pasti milih yang ngasih duitnya gede lah," ujarnya sambil diiringi tawa kecil, Ahad kemarin.

Hal itu dilakukan, lanjut dia, dirinya sudah tidak mau dibodohi lagi dengan janji-janji politik dari setiap paslon. Karena jika sudah terpilih, dia menjamin pasti akan lupa dengan janji-janjinya waktu pencalonan.

"Kalau saya berpikirnya realiatis aja lah mas. Kalau dikatakan saya bodoh, ya memang betul. Tapi lebih bodoh lagi, kalau saya hanya diiming-imingi sama janji, tapi nggak pernah ditepati," ucapnya.

Dia juga mengungkapkan, bahwa masyarakat di Kecamatan Gedong Tataan ini juga sudah tidak terlalu simpatik dengan para calon yang menjadi kontestan Pilkada serentak ini. 

Dan kata dia, masyarakat Gedong Tataan saat ini juga sudah berpikir secara realistis. Bahwa siapapun yang jadi bupati atau gubernur, kehidupan warga tidak akan berubah.

"Sudah jadi rahasia umum mas, kalau nggak ada amplop nggak akan di pilih. Dan masyarakat lebih baik golput dari pada suruh memilih. Jadi mohon maaf jika saya berbicara seperti ini. Karena memang ini lah kenyataannya. Ngapain kita tutup-tutupi. Karena siapapun yang mencalonkan diri, isi amplop itu lah yang jadi penentunya. Nggak ada amplop, nggak akan memilih atau golput," pungkasnya. (red-doy)











Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Pesawaran.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment