Miris, Warga Gumukrejo ini Tinggal di Rumah Reyot dan Nyaris Roboh

Miris, Warga Gumukrejo ini Tinggal di Rumah Reyot dan Nyaris Roboh Kondisi rumah Surtrisno. (Foto. wasis).

Pringsewu (BP) : Nasib miris dialami Sutrisno (50), warga RT 003/RW 003 Pekon Gumukrejo Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, yang sehari-harinya hanya berprofesi sebagai buruh serabutan terpaksa tinggal di rumah yang nyaris ambruk.

Dari pantau media bintangpost, kondisi rumah yang ditempati tersebut sangat memprihatinkan dan sudah sangat menghawatirkan. 

Belum lagi keadaan dinding rumah berbilik bambu, dan jauh dari kata layak huni nyaris roboh, sehingga dinding rumah tersebut harus disangga dengan kayu dan balok.

Baca Juga :

http://bintangpost.com/read/5886/jembatan-antar-kabupaten-amblas-tim-pb-pringsewu-bersama-warga-buat-jembatan-darurat

http://bintangpost.com/read/5874/warga-keluhkan-jembatan-nyaris-putus-akibat-dilalui-alat-berat-pengerjaan-proyek

Walaupun sudah didandani dengan bahan seadanya karena keterbatasan ekonomi, kondisi rumah buruh serabutan ini masih butuh perbaikan dan butuh bantuan dari pemerintah.

Sutrisno menuturkan, sudah hampir enam bulan dirinya menempati rumah dengan kondisi seperti itu.

Dia mengatakan, bahwa dirinya sangat takut dan khawatir jika terjadi hujan dan angin kencang melanda wilayah tersebut, dengam kondisi rumahnya seperti itu.

"Takut juga mas. Apalagi kalo datang hujan dan angin kencang kayak tiga hari lalu. Saya takut roboh," ungkapnya kepada bintangpost.com.

Itu kemaren sehabis hujan dan angin besar, saya ganjel (sangga) dengan balok biar nggak roboh. Soalnya sudah miring ke kanan, ucap Sutrisno.


Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait hal ini, mewakili Kepala Pekon Gumukrejo, Suwito, selaku Kasi kesejahteraan mengungkapkan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait di Pemkab Pringsewu, tapi belum membuahkan hasil.

Bahkan, kata dia, pihaknya sudah melaporkan ke BPBD Pringsewu tentang rumah Sutrisno tersebut. Namun pihak BPBD berdalih bahwa bukan ranahnya. Dan dianjurkan untuk melaporkan ke Dinas Sosial Pringsewu.

"Saat saya konfirmasi pihak BPBD, mereka menyarankan untuk ke Dinsos. Karena katanya itu bukan ranah BPBD," ungkap Suwito.

Kemudian, lanjut dia, pihaknya menghubungi bagian sistem layanan dan rujukan terpadu (SLRT) Dinsos Pringsewu melalui telepon karena belum sempat ke Dinas tersebut. 

"Namun pihak SLRT Dinsos justru menyarankan kami harus ke BPBD. Jadi kami bingung. Dan untuk sementara ini kami belum bisa berbuat banyak atas hal ini," tuturnya. [wasis]



Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Pringsewu.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment