Hitung Hitungan Peserta Aksi 212 : Reuni atau Politisasi?

Hitung Hitungan Peserta Aksi 212 : Reuni atau Politisasi? Foto: istimewa.

BINTANG POST: Reuni 212 sudah digelar. Rakyat  kembali berbondong-bondong datang ke Ibu Kota. Mereka memperingati hari bela Al Quran yang terjadi dua tahun silam. Saat jutaan rakyat menggugah hati kita untuk membela agama mereka.

Ya.....seharusnya momentum ini  dapat dimanfaatkan dengan baik. Agar tidak salah langkah lagi. Upaya penggembosan atau penghalangan, hanya akan membuat gerakan ini semakin membesar. Kini waktunya untuk merangkul, agar bisa tercipta kedamaian.

Seperti dikutip sejumlah laporan, Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengklaim bahwa jumlah peserta reuni 212 ini bisa mencapai delapan juta orang, yang menurutnya lebih banyak dibandingkan aksi dua tahun sebelumnya. 

Namun tidak untuk hitungan pilisi. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan jumlah peserta aksi reuni 212 adalah 100.000 saja. Sekitar 23.000 aparat diterjunkan untuk mengamankan acara tersebut.

Walau tak menyebut angka pasti, Gubernur Jakarta Anies Baswedan, dalam laporan media, mengklaim bahwa yang datang jumlahnya lebih banyak dibanding pengunjung acara tahun baru 2018.

Bahkan, sejumlah pengguna media sosial menggunakan acara pemecahan rekor tari poco-poco massal Agustus lalu sebagai acuan.

Acara yang dilangsungkan dalam rangka menyambut Asian Games 2018 itu juga digelar di kawasan Monas dan menurut catatan rekor diikuti oleh 65.000 orang.

Dalam cuitan di twiter, "Dengan jumlah peserta yang sudah mencapai hampir sebanyak penduduk Jakarta, saya berharap 212 tahun depan dijadikan hari libur."

Di sisi lain, sejumlah pemberitaan media massa terseret perdebatan.

Sementara media asing,   tidak menyebut angka dalam pelaporannya, namun hanya menyebut aksi ini dihadiri puluhan ribu orang.

Klaim soal angka menjadi perdebatan panas dua tahun lalu ketika aksi Bela Islam 212 bergulir menuntut dipenjarakan mantan gubernur DKI Jakarta.

Kala itu, klaim massa 7,5 juta dipertanyakan sejumlah orang - yang dengan perhitungan matematika memprediksi peserta hanya berjumlah 500.000 orang.

Empat tahun belakangan, bangsa ini sudah terbelah oleh perbedaan pandangan politik. Media sosial memanas. Pendukung petahana dan oposisi tidak pernah bisa akur. Puncaknya, saat terjadi duel antara pendukung  kandidat Pulpres 2019 di Sampang, Jawa Timur, berujung maut.

Kini saatnya untuk meredakan ketegangan. Bagaimana pun, diakui atau tidak, Cawapres dari  petahana merupakan alumni 212. Tidak ada salahnya mereka hadir dalam reuni. Setidaknya hal itu bisa sedikit mengendorkan pertikaian, lantaran peserta alumni umumnya berasal dari kalangan oposisi. Jangan lalu 212:  Reuni jadi Politisasi.

Jadi, alangkah baiknya jika memontum reuni 212 lalu dijadikan ajang perdamaian. Bukan sebaliknya dengan membuat aksi-aksi tandingan. Hal ini hanya akan semakin memperparah keadaan, karena bakal melukai hati dan pikiran rakyat.

Seharusnya si lawan dapat mengelola risiko dan mengatasi potensi konflik. Jangan dibiarkan jadi bola liar. Jangan lupa, bangsa besar ini, dulunya adalah bangsa yang indah, dengan penduduknya yang hormat pada pemimpin, serta senantiasa menjaga kerukunan.(aap).



Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Nasional.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment