Oleh: Silvia Anggraeni, S. Pd
Bintangpost : Berdasarkan data yang dihimpun Posko BNPB, kekeringan melanda 11 provinsi yang terdapat di 111 Kabupaten/Kota, 888 kecamatan, dan 4.053 desa. Kekeringan telah menyebabkan 4,87 juta jiwa terdampak. Adapun beberapa daerah yang mengalami kekeringan cukup luas adalah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTT, NTB dan Lampung.
Air merupakan kebutuhan manusia yang amat penting. 70% air yang terdapat dalam tubuh manusia, sehingga keberadaannya sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup manusia. Air juga merupakan kebutuhan pokok yang wajib ada. Karena kegunaannya mulai dari keperluan untuk bersuci hingga pertanian. Sehingga kekeringan dapat menjadi bencana yang mematikan jika tak ditanggulangi dengan benar. Seperti duka yang terjadi di Papua Tengah.
Sebanyak enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Bencana memang di luar kendali manusia, namun terjadinya bencana jelas bukan tanpa karena. Allah SWT berfirman dalam surat Al A'raf ayat 130 yang artinya: “Kami telah menghukum (Firaun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran,”
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/8364/meraih-kemerdekaan-hakiki
http://bintangpost.com/read/8246/prostitusi-kian-marak-kerusakan-moral-menyeruak
Jelaslah turunnya bencana merupakan peringatan bagi seluruh umat manusia agar bermuhasabah mencari kesalahan diri yang telah menjadikan Allah SWT murka. Salah satunya adalah perilaku tamak manusia yang tega merusak alam untuk mencari keuntungan pribadi. Seperti kekeringan yang terjadi sekarang.
Sungguh miris, ada rakyat yang mati karena Kekeringan, sementara air dari gunung mengalir jauh hingga ke perkotaan melalui jasa kapitalisme yang memberikan peluang bagi perusahaan besar mengekploitasi alam. Selain itu perilaku manusia yang kian hari semakin melampaui batas hingga melanggar aturan Sang Pencipta. Semua itu jelas mengundang murka.
Saatnya berbenah dan kembali ke jalan yang telah Allah SWT sampaikan melalui firman-Nya. Karena kekeringan ini butuh solusi cepat. Dan negara sebagai pengayom rakyat sudah seharusnya mencurahkan berbagai upaya guna menanggulangi dampak dari bencana kekeringan ini.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/8221/benarkah-agama-mengalami-disrupsi
Islam memiliki solusi tunas mengatasi kekeringan baik secara teknis maupun non teknis. Solusi teknis yaitu mengkaji penyebab kekeringan, kemudian memetakan wilayah kekeringan dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk. Serta melakukan upaya pencegahan, rehabilitasi dan solusi bersama antara negara dengan rakyat.
Adapun solusi non teknis adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah. Juga menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan, bertaubat dan kembali kepada Islam. Serta memohon pertolongan Allah SWT melalui doa dan ibadah nafilah dalam salat Istisqo.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa."(Q.S Ali Imran:133)
Allahu'alam bisshowab