PTPN VII Targetkan Produksi 187 Ribu Ton Minyak Mentah Kelapa Sawit

PTPN VII Targetkan Produksi 187 Ribu Ton Minyak Mentah Kelapa Sawit Foto. Red bintangpost.com.

Bandarlampung (BP) : PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII optimistis dapat memproduksi CPO (crude palm oil/minyak mentah kelapa sawit) sebanyak 187,2 ribu ton selama tahun 2023. 

Angka itu tersaji pada rapat proyeksi kinerja perusahaan tahun 2023, yang berlangsung dikantor direksi, Bandar Lampung, Jumat (13/1/2023). 

Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy yamg memimpin rapat tersebut menuturkan, dengan mengandalkan empat pabrik, pihaknya menyatakan siap memaksimalkan kinerja kelapa sawit sebagai komoditas utama yang memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.


Ryanto juga mengingatkan, seluruh insan PTPN VII untuk siaga penuh pada tahun 2023 ini. Karena tahun ini merupakan era baru setelah masa pandemi corona (Covid-19) berakhir.

"Selama dua tahun lebih masa pandemi, kita berbisnis dalam ketidakpastian. Ekonomi makro hingga mikro terimbas, sehingga banyak target-target yang tidak tercapai karena meleset dari perencanaan. Tetapi, sekarang sudah selesai. Artinya, tahun 2023 ini akan menjadi tolok ukur apakah kita sudah menjalankan bisnis dengan benar atau belum," ujarnya.

Baca Juga :

http://bintangpost.com/read/7771/fkppib-gelar-seminar-hadapi-resesi-2023

http://bintangpost.com/read/7754/ptpn-group-gelar-tot-pemanfaatan-aws-nusaklim-untuk-pemantauan-iklim

Meskipun demikian, Ryan menyatakan optimistis dengan proyeksi kinerja 2023. Karena masa pandemi memberi pelajaran berharga tentang bagaimana bertahan pada kondisi sulit.

"Kita dapat pelajaran dari masa pandemi. Dan itu sudah kita buktikan ketika pandemi kita justru bisa mencatatkan laba pada 2021. Pada 2022 memang kurang maksimal, karena banyak faktor yang anomali. Tetapi pada 2023 kita harus optimistis penuh semangat untuk keluar dari posisi sulit," katanya.

Ryan menambahkan, dari empat komoditas yang dikelola, kelapa sawit masih menjadi primadona untuk mencetak laba. Kinerja 2022, kelapa sawit menjadi penyumbang keuntungan terbesar dibanding yang lain.

"Kelapa sawit masih menjadi tumpuan pada 2023. Kita akan produksi 187,2 ribu ton CPO dari empat pabrik yang ada. Saya juga optimistis target produksi 24 ton TBS (tandan buah segar, kelapa sawit) per hektare bisa tercapai. Rendemen minimal 23 persen," ungkapnya.

Secara keseluruhan, proyeksi PTPN VII dari kelapa sawit, karet, tebu (gula putih), dan teh dapat mencapai angka penjualan Rp4,68 triliun pada 2023. Keuntungan bersih diproyeksikan 14,4 miliar dengan Ebitda 833,2 miliar. Sedangkan arus kas operasional sebesar 673,2 miliar, pungkasnya.


Sementara itu, SEVP Business Support Okta Kurniawan menerangkan, manajemen akan menjadi fasilitator seluruh operasional perusahaan. Namun demikian, dia menekankan, aspek penggalian produksi sebagai prioritas utama untuk mendapat pembiayaan.

"Tahun 2023 akan lebih ketat. Saya mengingatkan kepada seluruh aspek manajemen, bahwa kunci dari keberhasilan ke depan hanya empat kata, produksi, produksi, produksi, dan efisiensi. Semua lini harus menggenjot produksi. Semua pembiayaan yang berkaitan dengan peningkatan produksi saya jadikan prioritas satu. Di luar itu, harus sangat selektif. Terakhir, efisiensi. Kita harus sangat ketat," tuturnya.

Ditambahkan oleh SEVP Operation I Budi Susilo yang mengikuti rapat secara virtual menyatakan bahwa, siap menjalankan program kerja 2023. Karena memang, komoditas kelapa sawit menunjukkan tren positif yang terus dipelihara.

"Kelapa sawit sangat optimistis bisa mencapai target atau RKAP yang telah disepakati. Semua indikator masih positif. Dan Insya Allah, beberapa faktor yang sempat menjadi kendala pada 2022 bisa kita atasi," kata dia.

Selain itu, Budi juga mengapresiasi karyawan dari PTPN VII yang antusias melakukan inovasi. Bahkan memenangkan Planters Innovation Summit (PIS) 2022. Sebanyak 110 proposal inovasi dari PTPN VII mengikuti lomba dari tingkat lokal. 

Lalu, lanjut dia, lima proposal masuk ke PIS 2022 dengan dua diantaranya memenangkan lomba.

"Banyaknya inovasi adalah tanda bahwa kita terus berubah, terus mencari cara terbaik dan terefisien dalam menyelesaikan setiap pekerjaan," kata dia.

Sedangkan SEVP Operation II Dicky Tjahyono yang hadir pada rapat tersebut menyatakan bahwa, produksi karet PTPN VII memasuki kondisi normal. Selain faktor ekternal seperti harga global yang masih rendah, gangguan virus, dan faktor alam lain sudah berangsur membaik.

"Kami juga optimistis, pada 2023 akan lebih baik. Kami akan kejar produktivitas ton per hektare, produktivitas kilogram per hari kerja, dan utilitas kapasitas pabrik," ucapnya. (red/rls)







     

Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Bandar Lampung.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment