Bandarlampung (BP) : Peringatan Presiden Jokowi, serta Menkeu Sri Mulyani, dan berbagai pihak tentang ancaman resesi ekonomi global pada 2023 menjadi perhatian Forum Komunikasi Putera Puteri Indonesia Bersatu (FKPPIB).
Wadah Aspirasi anak-anak karyawan BUMN tersebut, menyikapi dengan mengadakan seminar dengan tema “Kesiapan Indonesia Menghadapi Ancaman Krisis 2023”, yang digelar di Hotel Astoria, Bandar Lampung, Minggu (18/12/2022).
Seminar yang menjadi acara puncak agenda Dies Natalis ke 1 FKPPIB ini, menghadirkan tiga pemateri. Yakni, Dr. Bustami Zainudin Ketua Komite II DPD RI Asal Lampung, Suhendar Dosen FEB UIN Lampung, dan Ary Meizary Ketua Umum Apindo Lampung. Serta beberapa perwakilan Ormas di Lampung yang ikut hadir pada acara yang dibuka Ketua Umum FKPPIB Tezza Aldiano Giovanny.
Pada kesempatan itu, menganalisis posisi Indonesia di peta ekonomi dunia, Bustami Zainudin mengaku sangat prihatin. Namun, dia menyatakan bangsa Indonesia sangat beruntung karena sektor domestik yang diagraris dan UMKM mampu menjadi bumper kekuatan ekonomi bangsa dalam pusaran krisis.
"Ancaman krisis ekonomi atau resesi global pada 2023 bukan isapan jempol, tetapi Indonesia beruntung tidak terlalu terimbas. Salah satu faktor yang membuat kita kuat adalah karena dominasi sektor agraris dan UMKM masih sangat kuat. Tetapi jangan lengah, sebab kita punya utang yang sangat besar dan bisa berimbas fatal," kata Senator Putra Daerah Lampung ini.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/7769/iip-bumn-lampung-beri-bantuan-pendidikan-yayasan-mima
http://bintangpost.com/read/7746/peringati-hut-pertama-fkppib-gelar-bakti-sosial
Dalam konteks tema seminar ini, Bustami mengingatkan bahwa pemerintah dan semua warga bangsa untuk kembali kepada faktor terkuat tersebut. Dia mengaku, secara institusional sebagai wakil rakyat, terus menyerukan agar pemerintah memberi perhatian khusus kepada UMKM dan sektor agraris. Sebab jika terjadi situasi ekonomi global yang tidak kondusif, rakyat memiliki daya tahan karena memiliki kemandirian kebutuan pokok, terutama pangan.
Namun demikian, menurut mantan Bupati Way Kanan periode 2010-2015 ini mengatakan, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan seluruh rakyat dalam mengantisipasai ancaman resesi pada 2023 ini menjadi faktor utama agar Indonesia selamat.
"Situasi ini sebenarnya penyebab utamanya adalah perilaku kita semua sebagai rakyat. Kita abai dengan berbagai modal kemandirian. Dari kedaulatan politik, kedaulatan ekonomi, kedaulatan pangan, dan kedaulatan jati diri. Hampir semua itu tergadai kepada model liberalisme. Ini sangat berbahaya," tuturnya.
Dengan posisi dan peran seluruh rakyat masing-masing, Bustami mengajak semua rakyat untuk melawan ancaman resesi. Dan kepada semua pemegang dan pemangku kebijakan, dia mengimbau agar memberi perhatian khusus dan lebih kepada model-model ekonomi pemberdayaan dan kebersamaan seperti koperasi.
Kepada dunia usaha, ia juga mengingatkan jangan terlalu berorientasi kepada pasar dunia yang hanya berideologi untung-rugi. Dan kepada seluruh rakyat, agar jangan terjebak kepada gaya hidup konsumtif dan mengedepankan gengsi.
"Saya sebagai wakil rakyat terus menyuarakan agar pemerintah jangan terlalu membuka diri melalui regulasi liberal. Anda sebagai generasi muda, juga jangan larut dalam hedonisme. Kita dijejali iklan dan terpengaruh, sehingga makanan kalian tiap hari adalah junk food, aneka makanan siap saji produk luar negeri. Sementara makanan lokal kita tidak laku. Walhasil, orang Amerika sana yang kaya. Sedangkan orang tua kita yang bekerja keras setiap hari di sawah, dikebun, di pabrik, tambah susah," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Raden Intan Lampung Suhendra, yang mewanti-wanti kepada para pemuda untuk kreatif membangun ekonomi. Mahasiswa Program Doktoral Untirta ini mengatakan, resesi ekonomi itu disebabkan oleh banyak faktor yang datang hampir bersamaan dan berseri.
Ekonomi dunia yang sudah memasuki era pasar bebas, menurut dosen bergelar Master Akuntansi ini, membuat semua negara akan sangat terpengaruh jika terjadi guncangan di belahan bumi lainnya. Perang Rusia-Ukraina, misalnya, adalah salah satu faktor pemantik ancaman resesi ekonomi global pada 2023.
"Setiap kondisi itu ada risikonya. Sekarang, ketika IT sudah menjadi alat untuk transaksi global, apa yang terjadi di belahan bumi sana berpengaruh sampai sini. Demikian sebaliknya, kita demo berhari-hari di Bandarlampung misalnya, maka stabilitas negara terganggu. Lalu meluas kepada kebijakan ekonomi luar negeri kepada Indonesia," kata mantan aktivis di KNPI ini.
Di bagian akhir, Suhendar juga memberi tips bagi semua anak bangsa untuk bisa terhindar dari dampak krisis ekonomi pada 2023. Antara lain, menghindari pola hidup konsumtif, melunasi hutang dan menolak hutang untuk kebutuhan non produktif, meningkatkan kinerja yang berdampak kepada penambahan pendapatan, dan menyeleksi pengeluaran kepada kebutuhan yang urgen saja.
Diketahui sebelumnya, sebelum seminar panitia yang terdiri dari Pengurus FKPPIB mengadakan seremoni sederhana menandai satu tahun berdirinya organisasi anak-anak karyawan BUMN ini. Mereka memotong tumpeng dan berdoa bersama sebagai rasa syukur atas perjalanan organisasi yang sudah setahun berjalan.
Sekaligus, menyerahan Surat Keputusan (SK) kepengurusan Cabang Lampung Selatan dan Pesawaran. Dan pengesahan Program kerja tahun 2023 yang menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan ditahun 2023.
Ketua Pelaksana seminar, Mela Selviana mengungkapkan, peringatan satu tahun FKPPIB digelar dengan dua kegiatan utama. Yakni, Seminar Publik dengan tema “Kesiapan Indonesia Menghadapi Ancaman Resesi 2023” dan bakti sosial.
“Acara hari ini (Seminar, red) adalah puncak agenda dies natalis ke 1 FKPPIB. Sebelumnya, atau Ahad kemarin, kami mengadakan bakti sosial dengan membagikan 50 paket alat sekolah kepada anak-anak kurang beruntung di Desa Sabah Balau dan Way Galih," ungkap Mela.
Selama setahun berkiprah, Mela menambahkan, FKPPIB sudah melakukan berbagai kegiatan. Antara lain, pelatihan kepemimpinan, pelatihan jurnalistik, diskusi publik dengan berbagai tema, bakti sosial, aksi pembersihan masjid, dan kegiatan filantropi lainnya.
"Salah satu topik diskusi kami pada Maret 2022 lalu, tentang kelangkaan minyak goreng dan mafia CPO. Waktu itu, hasil diskusi kami ditindak lanjuti Polda, Kejati, bahkan dari Mabes Polri yang mengusut mafia CPO," terangnya didampingi Ketua FKPPIB Tezza Aldiano Giovanny. (red/rls)