Waspada Bahaya Makanan Impor...!

Waspada Bahaya Makanan Impor...! Gambar: Ilustrasi.

BINTANGPOST : Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan temuan cacing pada makanan kaleng , yaitu di wilayah Pekanbaru, Riau. (Antarariau.com) Balai Pengawasan  Obat  dan Makanan (BPOM) di daerah tersebut memastikan makanan ini positif mengandung sejenis cacing, namun bukan cacing pita, seperti yang sempat jadi viral di media sosial. Bukti-bukti temuan cacing ini ada pada 3 produk  ikan kaleng jenis makarel setelah di lakukan uji sampel secara acak, yaitu merek OI, Farmer Jack, dan HOKI.  Pada rabu, 21 Maret 2018. 

Sebagai informasi lanjutan, cacing yang terdapat di dalam ikan sarden jenis makarel ini adalah Anisakis sp, parasit yang dapat menimbulkan masalah  pada ikan maupun manusia, bahkan untuk manusia beresiko tinggi bisa mengakibatkan kematian. Saat ini produk telah ditarik peredarannya, dan memberikan surat peringatan keras dan sanksi kepada pihak importir.

Kejadian serupa terkait produk impor yang merugikan konsumen  juga sering terjadi di tanah air, seperti produk makanan yang ternyata mengandung bahan babi, tanpa menyertakan informasi yang  detail dalam kemasannya, sedangkan Indonesia di ketahui adalah penduduk yang mayoritas muslim tentu sangat dirugikan dengan temuan produk impor seperti ini.

Begitulah sifat pedagang culas yang lahir dari sistem kapitalis, demi mendapatkan keuntungan yang besar maka tidak lagi memperhatikan bahaya/dharar yang akan ditimbulkan.  Menjadi pengingat untuk semua kalangan, masyarakat  perlu waspada dan sigap terlebih lagi pihak pemerintah. Karena Pemerintah yang mimiliki kewenangan penuh baik  dari kebijakan impornya, bea masuk dan cukai serta di tunjang oleh Badan Pengwas  Obat dan Makanan agar semakin ketat dan tegas. Jangan sampai lalai, setelah ada pengaduan atau korban kemudian heboh baru ditindak lanjuti.

Kasus semacam ini tidak akan terjadi, ketika pelayanan pemerintah terhadap masyarakat dijalankan dengan benar sesuai dengan syariat Islam.  Pemerintah adalah pelindung rakyatnya, memastikan tidak akan memberikan dharar/bahaya kepada masyarakatnya. Bahkan tidak hanya sandang dan papan, pangan pun, menjadi perhatian serius. Makanan yang halal dan thayib adalah standar yang boleh beredar di tengah-tengah masyarakat. Problem gizi adalah hal yang sangat ditakutkan, dengan wilayah yang luas membentang, kekayaan sumberdaya alamnya yang melimpah. Masa depan bangsa juga dipengaruhi dengan asupan gizi masyarakat, bangsa hebat karena masyarakat kuat dan sehat.


Indonesia termasuk salah satu negeri  yang menerapkan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang telah bergulir sejak tahun 2015,  dan telah dilakukan bertahap dimulai pada KTT ASEAN di Singapura pada tahun 1992.  Terlihat jelas sekali Indonesia masih belum siap masuk dalam pasar global Asean untuk bersaing, membanjirnya barang Impor adalah hal yang wajar, dan digadang-gadang akan meningkatkan stabilitas ekonomi antar negera ASEAN, ternyata menyisakan banyak sekali masalah yang justru merugikan masyarakat bangsa seperti kasus di atas.

Maka dari itu kita butuh sebuah sistem yg akan menjaga setiap aspek kehidupan, yang pemimpinnya akan menjadi penanggung jawab atas  urusan  kehidupan setiap warga negara.

Sebuah kisah yang harus dicontoh dari baginda Rasul Muhammad saw, langsung menegur pedagang  makanan yang menumpuk makanan basah hampir busuk di bawah makanan yang bagus, dengan memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut.

Seorang pemimpin yang terjun langsung ke pasar, memastikan tidak ada kecurangan yang akan merugikan pembeli/konsumen. Suasana seperti inilah yang kita rindukan, yaitu hidup di dalam sistem islam kaffah yang penduduknya beriman dan bertaqwa serta beramal solih. Sistem Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad saw, setelah beliau wafat kepemimpinannya dilanjutkan oleh para khalifah/sultan selama lebih dari 1300 tahun, yang kita kenal dengan Sistem Daulah Khilafah Islamiyah, terbukti Islam menjadi negara yang sejahtera dan kuat dan atas izin Allah akan tegak kembali, Insya Allah.()

Oleh Eka Suwitaningsih

Ibu Rumah Tangga Peduli Generasi

Anggota  Akdemi Menulis  Kreatif

Bandar Lampung.


Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Bandar Lampung.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment