Kasus Persetubuhan Guru Honor dan Siswi SMK di Tubaba, Ayah Guru Honor Ungkap Perdamaian

Kasus Persetubuhan Guru Honor dan Siswi SMK di Tubaba, Ayah Guru Honor Ungkap Perdamaian Foto. Net.

Tubaba (BP) : Terkait adanya perdamaian yang tidak jelas atas kasus persetubuhan antara oknum guru honor SD dengan anak dibawah umur (siswi SMK) yang sempat viral di kalangan warga Tiyuh Keagungan Ratu, Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba). TS, ayah dari oknum guru honor SD tersebut angkat bicara terkait perdamaian tersebut.

TS kepada media ini menjelaskan, bahwa dirinya membenarkan sudah ada perdamaian dengan keluarga siswi SMK, terkait kasus persetubuhan itu. Akan tetapi, perdamaian tersebut bisa dilakukan dengan persyaratan yang sudah ditentukan oleh keluarga siswi SMK itu.

TS menceritakan, pada hari Rabu, 9 November 2022 malam, keluarga siswi SMK ini menghubungi dirinya untuk meyelesaikan kasus tersebut dengan berdamai secara kekeluargaan.

Namun dirinya terkejut, karena awalnya perdamaian itu hanya dilakukan oleh pihak keluarga, tapi ternyata pihak keluarga siswi SMK ini meminta bantuan salah satu lembaga Bantuan hukum (LBH), yang dia tidak diketahui dari mana asalnya.

"Saya kaget, awalnya mediasi tersebut hanya pihak keluarga. Tapi pada malam itu kami berkumpul, namun belum ada pembicaraan, datang dua orang laki-laki yang langsung duduk dan berkata bahwa mereka dimintai tolong oleh ibu dan anak ini (Siswi SMK, red)," ujar TS sambil merunduk, Sabtu (12/11/2022) sore. 

(Foto. TS, Ayah guro honor SD)

Dan dalam pembicaraan itu, kata TS, kedua orang ini langsung berkata damai secara kekeluargaan, dan mereka meminta sejumlah uang sebagai denda atau kompensasi untuk keluarga siswi SMK ini. 

"Namun saya tidak menyanggupi dengan denda atau kompensasi yang disebutkan kedua orang ini. Karena terlalu banyak. Dan setelah dilakukan tawar menawar terkait nominal kompensasi itu, akhirnya kami menyepakati jumlah uangnya," terangnya.

Dia mengungkapkan, sebetulnya dirinya tidak sanggup dengan nominal uang yang telah disepakati itu. Tapi karena dirinya ingin permasalahan ini cepat selesai dan tidak berlarut-larut, akhirnya dia menyanggupinya. 

Akan tetapi dirinya masih meragukan hal itu. Pasalnya, saat dirinya menanyakan apakah setelah mengeluarkan nominal uang yang telah disepakati ini, apakah semua urusan sudah selesai. Namun kedua orang ini hanya mengatakan bahwa, hal itu biar mereka yang urus.

"Atas penyataan itu, akhirnya saya berjanji dalam satu minggu akan memberikan uang sesuai dengan kesepakatan. Meskipun saya sampai sekarang belum memegang duitnya," ungkap TS. 

Kepada media ini, TS juga menyatakan bahwa, pihak keluarga ingin bertanggungjawab dengan menikahkan anaknya dengan siswi SMK ini. Akan tetapi, pihak keluarga perempuan (Siswi SMK, red) tidak mau dinikahi.

"Saya tadinya berharap, agar mereka ini menikah. Tapi ya apa boleh buat, sudah terjadi seperti ini," tuturnya.

Baca Juga :

http://bintangpost.com/read/7658/dikabarkan-sudah-berdamai-kasus-persetubuhan-guru-honor-dan-siswi-smk-di-tubaba-tidak-jelas

http://bintangpost.com/read/7597/sekdakab-tubaba-pimpin-sertijab-kadis-koperindag

Diberitakan sebelumnya, Masyarakat Tiyuh Keagungan Ratu, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) geger dengan adanya dugaan kasus persetubuhan anak dibawah umur yang terjadi di tiyuh tersebut.

Sebut saja Bunga, seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kabupaten Tubaba, harus putus sekolah akibat disetubuhi oleh oknum guru honorer di salah satu sekolah Dasar (SD) di kabupaten setempat. Dan akibatnya, saat ini Bunga malu untuk bersekolah, dan hanya mengurung diri didalam rumah.

Dari hasil penelusuran media ini di tiyuh tersebut, kasus persetubuhan yang membuat geger masyarakat tiyuh ini terjadi atas rasa suka sama suka. Dan sudah dilakukan perdamaian antara pihak keluarga korban dan oknum guru honor tersebut.

Akan tetapi, sampai berita ini diturunkan, perdamaian yang sudah dilakukan terkesan janggal dan tidak jelas. Pasalnya, SH (ayah kandung Bunga) tidak mengetahui dan tidak dilibatkan terkait perdamaian tersebut.

Menurut SH, dirinya tidak mengetahui bagaimana perdamaian tersebut. Dirinya mengetahui perdamaian tersebut atas pengakuan dari mantan istrinya (Ibu kandung bunga, red) dan adiknya, yang sudah melakukan perundingan damai. 

"Akan tetapi perdamaiannya seperti apa saya tidak mengetahui. Saya tidak ikut dalam perundingan damai tersebut. Menurut mereka, perundingan damai dengan pihak oknum guru honor itu dilakukan dikediaman adik saya," terangnya, Jumat (11/11/2022).

SH juga mengungkapkan, kasus persetubuhan yang terjadi pada anaknya tersebut diketahui atas pengakuan dari Bunga (anaknya, red), yang dilakukan bersama oknum guru honorer tersebut. 

Dan atas perbuatan anaknya bersama oknum guru honor tersebut, dirinya mengaku malu. Karena saat ini, Bunga diduga sudah berbadan dua. 

"Kata anak saya dia sudah melakukan tes kehamilan dengan memakai tespek. Dari hasil tes itu ada garis merahnya. Tapi saya tidak tau apa artinya itu. Apa kah hamil atau tidak. Tapi kata ibunya sudah positif. Gitu aja," ujarnya. 

Dan saat ini, SH mengungkapkan kepada media ini bahwa menyerahkan masalah tersebut kepada mantan istrinya (Ibu kandung Bunga, red) dan adik kandungnya.

Namun sangat disayangkan, setelah melakukan konfirmasi terhadap SH ayah kandung Bunga, awak media mengujungi rumah paman Bunga untuk mengetahui kebenaran masalah tersebut. Namun rumah pamannya tertutup. Dan sampai berita ini diturunkan, belum bisa dikonfirmasi.

Berdasarkan hasil penulusuran beberapa awak media pada Jumat 11/11/2022, masyarakat sekitar mengakui adanya informasi yang sempat menjadi trending topik di kalangan masyarakat tiyuh tersebut.

"Iya mas, memang sempat saya mendengar cerita itu dari para ibu-ibu sekitar saya. Namun saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," ucap salah satu warga yang enggan namanya disebutkan.

Sementara itu, salah satu Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat kepada media menyampaikan bahwa, dirinya juga mendengar kasus tersebut. Akan tetapi dirinya tidak mengetahui persis alur cerita yang terjadi di lingkungannya. 

Dan juga, lanjut dia, dirinya maupun pihak Tiyuh (Desa) belum mendapat laporan secara resmi dari pihak korban (Bunga, red) maupun keluarga korban.

"Desas-desusnya yang saya dengar memang seperti itu. Akan tetapi warga belum ada yang memberi keterangan kepada saya (Laporan, red)," tuturnya. (Heri)




   

Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Tulang Bawang Barat.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment