Pesawaran (BP) : Bukan hanya sekedar kata ‘Kewajiban’ dalam melaksanakan tugas dari pimpinan. Namun ada semangat rasa kemanusiaan, tolong-menolong, serta harapan untuk dapat melihat masyarakat kembali hidup normal, aman, nyaman, tentram, dan damai. Terbebas dari segala bentuk gangguan yang menghambat segala aktivitas kehidupan.
Tak dapat dipungkiri, Polri sebagai salah satu lembaga yang 'all out' membantu pemerintah dan masyarakat, khususnya dalam menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Meski harus rela meninggalkan keluarga dan buah hati saat bertugas, dengan harapan akan kembali dengan selamat untuk berkumpul dengan keluarga tercinta.
Baca Juga :
Seperti halnya yang dilakukan jajaran Polres Pesawaran. Seperti yang diungkapkan Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo, S.Ik., M.Si (Han) bahwa, tugas seorang Polri sebagai penegak hukum yaitu menertibkan, mengamankan, serta mengayomi masyarakat. Oleh sebab itu, demi menjalankan salah satu tugasnya yaitu mengayomi masyarakat, Polres Pesawaran senantiasa menolong dan melindungi masyarakatnya.
Kepedulian personil Polres Pesawaran tersebut juga merupakan wujud dari slogan “Jiwaku Penolong” yang dicanangkan oleh Kapolda Lampung beberapa waktu lalu. Dan tidak main-main, jajaran Polres Pesawaran juga mewujudkannya dengan membantu atau menolong masyarakat mulai dari hal-hal kecil.
Seperti membantu anak-anak sekolah menyeberang jalan, membantu warga kendaraan yang sedang mogok, menjenguk dan membantu warga yang sedang terkena musibah. Dan masih banyak lagi pertolongan-pertolongan mereka yang mungkin tidak tertangkap kamera.
Selain itu, dalam rangka HUT Bhayangkara AKBP Pratomo Widodo juga menurunkan personilnya untuk melakukan kegiatan bakti sosial di Pondok Pesantren, sekolah-sekolah dari tingkat pendidikan usia dini hingga menengah, serta membantu maayarakat di Kabupaten Pesawaran.
"Sudah menjadi kewajiban kita semua menolong sesama. Dan sebagai seorang polisi, kami senang bisa mengabdikan diri untuk negeri dalam membantu melindungi masyarakat," ujar Kapolres belum lama ini.
Apalagi, saat ini Kepolisian Republik Indonesia telah mengubah wajah polisi melalui program yang dikenal dengan akronim slogan Presisi. Kapolri telah menegaskan seluruh jajaran kepolisian di setiap tingkatan untuk mengedepankan konsep Presisi, yang merupakan singkatan dari Prediktif, Responsibilitas, Transparansi, dan Terintegrasi.
"Secara harfiah, makna dari prediktif itu bahwa anggota kepolisian harus mampu memprediksi segala kemungkinan yang bakal terjadi di masyarakat. Baik yang bersifat mengganggu jalannya stabilitas kehidupan, maupun kegiatan yang berdampak memberikan manfaat baik di kemudian hari," tuturnya.
Kemudian, setiap anggota kepolisian juga harus cepat tanggap untuk memberikan pengayoman, pelayanan, juga mengamankan ketertiban masyarakat. Dalam hal menjalankan tugasnya sebagai abdi negara dan juga masyarakat luas, seluruh jajaran kepolisian dituntut memberikan keterangan ataupun informasi secara transparan. Sehingga, seluruh elemen tidak mendapatkan kabar yang meragukan ataupun informasi yang keliru.
Selain itu, dalam menjalankan tugasnya, polisi harus mengedepankan asas berkeadilan, yang ada akhirnya melalui program Presisi, pelayanan kepolisian lebih terintegrasi, humanis, modern, mudah, dan cepat. Serta meningkatkan sinergitas, dalam rangka Kamtibmas di Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Pesawaan. Guna terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat.
"Dengan konsep Presisi, bukan bermaksud menjadikan polisi yang ‘baik’ secara fisiologis. Namun konsep tersebut tertanam dalam jiwa, sikap, serta tindakan yang menjadi tugas dan kewajiban kepolisian dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, serta toleransi hidup antar sesama," ungkap AKBP. Pratomo Widodo.
Dan dalam hal ini, kata Kapolres, tidak akan berhenti sampai sini saja. Namun pihaknya akan terus mengalir dan berjuang demi ketertiban, keamanan, dan pengabdian kepada masyarakat sekitar, bangsa, dan Negara.
Selalu menghindari perbuatan kontra produktif yang dapat merusak citra Polri dan juga selalu menjaga Marwah Polri. Tidak berorientasi pada Gakkum, mengutamakan kegiatan Preemtif dan Preventif serta tindakan simpatik humanis. Serta melaksanakan tugas dan pedomani SOP yang ada dalam setiap pelaksanaan tugas
"Hal-hal seperti ini akan terus kami lakukan, khususnya dalam membantu masyarakat. Dan tak mesti tugas-tugas resmi yang harus dituntaskan, tapi kejadian yang menyentuh rasa kemanusiaan dan bersifat sosial kemasyarakatan juga menjadi kewajiban. Tapi idealnya, itu tidak hanya dilakukan oleh kami yang berprofesi sebagai polisi, tapi juga kita semua harus saling memberikan bantuan bagi sesama yang membutuhkan," pungkasnya. (Dodi)