BINTANGPOST : Gelar Kampanye di Kecamatan Gedong Tataan, Calon Gubernur (Cagub) nomor urut 2 Herman HN, mengkritisi kinerja Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), yang dia anggap tidak adil dalam menjalankan tupoksinya. Hal ini disampaikannya, saat memberikan sambutan dalam kegiatan kampanye yang dilakukan di Lapangan belakang ruko samping masjid Ar-Royyan, Desa Sukaraja, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. "Ada salah satu calon yang membagi-bagikan sembako, tapi panwas tidak memanggil tim nya, tapi setiap saya yang mengadakan acara tim saya dipanggil terus oleh panwas, yang bener seperti apa, saya minta Panwas di Kabupaten Pesawaran maju sebentar menjelaskan dulu apa yang boleh dan yang tidak, nanti tim saya dipanggil lagi," jelasnya, Rabu (7/3).
Herman mencontohkan, saat kegiatan dirinya yang memanggil penceramah mamah Dedeh dan Ustad Wijayanto, yang menyarankan untuk memilih dia menjadi Gubernur Lampung, dipanggil. "Gila apa, masa sampai tim saya dipanggil karena ada ajakan penceramah, maka dari itu setiap saya ada kegiatan saya menyuruh panwas untuk berbicara duluan biar saya tidak di salahkan terus," tegasnya. Dalam kegiatan itu pula, Herman HN menyampaikan visi misinya untuk menjadi gubernur, diantaranya pendidikan terjamin, kesehatan gratis, jalan bagus, dan keamanan lingkungan terjaga.
Dalam kampanye calon gubernur tersebut Herman HN tidak banyak berbicara, namun ia menyarankan warga yang belum yakin terhadap kinerjanya bertanya kepada masyarakat di Bandar Lampung, yang pernah ia pimpin selama 8 tahun. "Selama jadi Walikota di Bandar Lampung, 300 orang saya kuliahkan di Unila, 800 di Itera dan 100 di IAIN, sekolah gratis, mobil ambulance gratis dipakai masyarakat nongkrong di Tugu Adipura, kemudian 2000 orang pengurus masjid dapat insentif Rp 2 juta pertahun, dan setiap tahun saya umrohkan 500 orang, pembangunan jalan Bagus, jadi kalau kurang yakin sama kinerja saya silahkan tanya warga Bandar Lampung," jelas dia.
Herman juga meminta, agar masyarakat Pesawaran pandai memilih, jangan mau diberi uang atau sembako dari calon, karena pemimpin yang seperti itu dinilai tak amanah. "Saya enggak mau yang seperti itu, dikasih uang Rp 100 ribu, terus sembako, langsung mau nyoblos calon itu, memang mau selama 5 tahun dibayar segitu, tapi sekolah sama kesehatannya mahal, kalau masyarakat mau pilih saya, maka saya akan tepati janji saya untuk mensejahterakan masyarakat," ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut, salah satu anggota Panwas Kecamatan Gedong Tataan, Jono Maulana yang diminta memberikan ketentuan calon dalam berkampanye menyampaikan, bahwa yang boleh diberikan kepada peserta kampanye diantaranya, Baju, Pin, Kalender, Jilbab, dan beberapa lainya, sedangkan yang tak boleh yaitu, uang dan sembako. "Saya hanya memberi tahu, kalau Pin, Baju, Kalender itu boleh, tapi kalau uang dan sembako itu, salah," jelas Jono.
Pantauan media ini, dalam kampanye pasangan calon No
urut 2, Herman HN dan Sutono, yang mendatangkan Ustad Wijayanto dihadiri
ratusan ibu ibu pengajian asal Kabupaten Pesawaran. (Reft)