Bandarlampung (BP) : Ratusan karyawan Kantor Direksi PTPN VII bersama masyarakat sekitar, melaksanakan shalat Idul Fitri di Lapangan Masjid Baitunnabat komplek perumahan kantor setempat, Senin (2/5/2022).
Shalat Ied yang di Imami sekaligus khotib oleh H. Imam Asyrofi Alfarisie, AC, Sag selaku Sekretaris Umum Gerakan Mubaligh Indonesia (GMI) Lampung ini, dihadiri oleh SEVP Bussines Support Okta Kurniawan bersama keluarga.
Dalam ceramahnya Imam Asyrofi Alfarisie menyampaikan kedatangan Idul Fitri adalah pertanda dari kepergian bulan Ramadhan, bulan agung yang penuh keistimewaan, bulan kesucian dan bulan yang penuh berkah. Bulan dimana saat-saat setiap kaum muslim dibangkitkan hatinya untuk mendekat keharibaan illahi.
"Idul Fitri yang kita rayakan ini bukanlah dimaksudkan untuk hura-hura, foya-foya dan pamer kekayaan belaka. Idul fitri merupakan hari kasih sayang Allah bagi kaum muslimin. Dan Idul fitri bukanlah garis finish seperti perlombaan lari, akan tetapi hari ini merupakan hari ancang-ancang, titik tolak bagi tindak lanjut dan realisasi hasil binaan pendidikan selama Ramadan," katanya.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/6625/safari-ramadhan-ala-dirut-ptpn-grup-di-bungamayang
http://bintangpost.com/read/6611/implementasikan-gis-ptpn-vii-foto-kebun-dengan-pesawat-uav
Dalam ceramahnya dia juga menyampaikan bahwa puasa ramadan telah mengajarkan kepada umat islam, untuk mengendalikan hawa nafsu, hidup merasa cukup dengan karunia yang Allah berikan.
"Meskipun Ramadan telah meninggalkan kita, tetapi marilah ajaran-ajaran agung dari Ramadan, kita tetap pelihara," ungkapnya.
Imam Asyrofi juga mengajak seluruh umat muslim mengawali Hari Raya Idul Fitri ini sebagai garis start untuk merealisasikan hasil pembinaan dan pendidikan selama Bulan Ramadhan. Sebab, kata dia, hakikat dari ibadah puasa adalah pelatihan untuk menghadapi realitas kehidupan selama 11 bulan lainnya.
"Mari kita awali tanggal 1 Syawal ini sebagai awal dari pelaksanaan hasil pendidikan, pembinaan, dan pelatihan selama Bulan Ramadhan. Hari Raya Idul Fitri sama sekali bukan perayaan untuk memulai melepaskan diri dari pola kehidupan Islami yang penuh hikmah. Sama sekali bukan untuk hura-hura, foya-foya, apalagi pamer dengan pencapaian seseorang," kata dia.
Aktifis dakwah ini juga mengingatkan agar umat muslim, terutama jemaah karyawan dan warga sekitar PTPN VII untuk terus menjaga spirit ukhuwah Islamiyah yang kuat. Harmoni kehidupan bertetangga dan bermasyarakat, sudah disyariatkan Islam dalam banyak ayat dan hadis sebagai ajaran inti. Sedangkan perbedaan yang menjadi ciri khas kehidupan manusia, harus dimaknai sebagai dinamika yang melengkapi keindahan interaksi.
"Harus diakui, ibadah puasa Ramadhan memang cukup berat. Bagi yang tidak biasa puasa bahkan sangat berat. Tetapi bagi orang beriman, puasa adalah ibadah yang menenteramkan hati. Puasa adalah nafkah hati dan jiwa, bukan nafkah lahir. Maka, selayaknya setiap muslim menjalankan ibadah puasa dengan kegembiraan. Dan dibalik beratnya ibadah itu, ada pahala yang sangat berlipat ganda, dan ampunan Allah SWT," ucapnya.
Diketahui, suasana ceria terpancar di wajah para jamaah yang menggelar shlat Ied di lapangan tersebut. Karena setelah 2 tahun tidak melaksanakan sholat Ied di lapangan akibat Pandemi Covid 19. [red/rls]