Sumatera Selatan (BP) : PTPN I Regional 7 bersama PHBI Kantor Regional 7 telah menyelesaikan lima seri roadshow syiar Islam, motivasi karyawan, dan menebar kasih sayang kepada sesama selama Bulan Puasa 2025.
Syiar Islam dengan agenda bertajuk Safari Ramadan 1446 H itu berlangsung di lima Unit Kerja di Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Dengan tema menebar rahmah, Unit Kerja Subholding PTPN I Supporting Co itu telah menyantuni 545 anak yatim piatu dan kaum duafa. Selain itu, perusahaan juga memberi bantuan dana kepada 18 masjid yang berada di sekitar kebun.
Pada seri terakhir yang berlangsung di Kebun Musilandas, Sumatera Selatan, Kamis (13/3/2025), panitia memberi santunan kepada 110 anak yatim. Mereka merupakan tetangga perusahaan yang tinggal di beberapa desa, antara lain Desa Mainan, Desa Purwosari, Desa Sungai Rengit, dan Desa Air Batu. Sedangkan bantuan masjid diberikan kepada Masjid Al Ikhlas, Desa Air Batu.
Hadir pada acara itu, Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun yang didampingi istrinya, Nana Tuhu yang merupakan Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Istri (IKBI) PTPN I Regional 7. Turut mendampingi, SEVP Operation Wiyoso, SEVP Business Support Bambang Agustian, dan para Kepala Bagian di Kantor Direksi. Sedangkan Manajer Kebun Musilandas diwakili Askep. Prisipal Yudi karena M. Arifin Lubis berhalangan akibat kecelakaan.
Dari stakeholder, hadir Letkol. Arh. M. Abdullah Agus Prijambodo, Komandan Batalion Arhanud 12/SBP, Daanramil Talang Kelapa Kapt, M. Rusli, Kapolsek Pangkalan Balai Iptu. Harmoko, Camat Sembawa Erman Taufik, dan para kepala desa penyangga. Sedangkan ceramah agama disampaikan oleh Ust. H.M. Abdullah Yazid Attamimi, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Hasanah, Banyuasin.
Baca Juga :
Pada pesan Ramadannya, Region Head Tuhu Bangun mengingatkan seluruh karyawan untuk terus meningkatkan kualitas diri, baik dari sisi spiritual keagamaan maupun kompetensi teknis pekerjaan. Sebab, menurut dia, kemajuan suatu perusahaan maupun bangsa dibangun dari pribadi-pribadi yang berkualitas sehingga membentuk budaya baru yang lebih baik.
Ia juga menggaris bawahi tentang kepedulian pada setiap pribadi maupun untit kerja kepada lingkungannya. Melalui berbagai aksi sosial dan sedekah, ia menyakini akan menjadi energi langit yang akan memperlancar dalam setiap upaya meraih target yang diharapkan.
“Sebagai seorang muslim, saya sangat menyakini bahwa ikhtiar kita untuk meraih sukses itu diawali dari niat yang baik, usaha yang maksimala, dan doa yang tulus. Sedekah merupakan opsi terkuat untuk menghadirkan energi langit, energi yang hanya datang dari Allah SWT. yang tak diduga-duga. Rezeki kita sesuai dengan doa dan kerja kerasmu. Makanya kami komitmen setiap usaha kita harus bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita, terutama para anak yatim dan kaum duafa,” kata dia.
Ia juga mengimbau kepada semua karyawan, terutama karyawan pimpinan untuk membangun sinergi dengan menjaga sikap respek dan keramahan. Ia berkisah saat menjadi manajer di satu Unit Kerja, yakni di Sungai Galuh, Riau. Ia mengubah rumah dinas Manajer yang semula sangat tertutup dan cenderung steril dari khalayak umum menjadi lebih terbuka.
“Rumah dinas yang tadinya terkesan sangat tertutup bagi orang kebanyakan saya buka. Itu akan membuka ruang diskusi, ruang interaksi, ruang menyampaikan segala apa yang menjadi masalah, dan pada akhirnya pasti akan membuka ruang rezeki. Intinya, ciptakan keramahan terhadap lingkungan,” kata Tuhu Bangun seraya menyapa istrinya yang saat itu mendampingi dalam tugas.
Sementara itu, dalama tausiahanya, Ustaz H. M. Abdullah Yazid Attamimi menyampaikan keutamaan puasa di Bulan Ramadhan. Membuka ceramah dengan sedikit nada joke, ia menyebut Bulan Puasa sudah sangat terbukti meningkatkan ketakwaan setiap muslim dengan ketaatan yang tinggi. Buktinya, kata dia, jika di luar bulan puasa banyak yang kurang peduli ketika mendengar suara azan magrib, saat puasa, setiap muslim menunggu dengan sangata takzim panggilan salat dari Allah SWT.
“Puasa itu meningkatkan derajat takwa kita jauh lebih tinggi. Kalau biasanya ada azan magrib masih cuek, sekarang semua muslim sangat senang ketika azan berkumandang,” kata dia ditimpali semangat jemaah.
Selanjutnya, isi utama dalam ceraha dai muda ini adalah tentang tiga hikmah bagi orang yang berpuasa Ramadan. Pertama, kata dia, puasa akan menghapus dosa-dosa. Kedua, puasa akan menaikkan derajat manusia di hadapan Tuhan.
Baca Juga :
Tentang ini, Abdullah menyebut Nabi Musa melakukan puasa selama 40 hari untuk bersiap agar memiliki kesanggupan menghadap Allah SWT. Puasa itu, kata dia, akan memberi hijab atau perlindungan yang sangat kuat ketika akan menghadapi sesuatu yang dahsyat.
“Untuk bertemu Allah SWT., tidak bisa suatu mahluk hadir dengan keadaan biasa. Saking dahsyatnya. Nabi Musa sampai harus melakukan puasa 30 hari plus 10 hari sebagai penyempurna untuk berani bertemu Allah melalui panaggilan malaikat,” kata dia.
Ketiga, hikmah puasa Ramadan adalah mengamankan surga bagi orang yang berpuasa. Bahwa puasa termasuk ibadah yang pahalanya dicatat langsung oleh Allah SWT., dan saat hari hisab, amal dari puasa tidak ikut dalam timbangan.
Ia mengisahkan, di hari akhir nanti akan banyak manusia mengalami kebangkrutan karena timbangan amal dan dosanya defisit. Ketika dihitung, banyak umat yang ketika di dunia taat beribadah dan bersedekah, tetapi di akhirat bangkrut. Artinya, antara kebaikan dan dosanya hanya pas-pasan bahkan kurang.
“Maka, orang tersebut mengadu kepada Allah, kenapa saya sudah maksimal beribadah dan bersedekah tetapi kok dimasukkan ke neraka? Lalu, Allah SWT memberi ampunan dengan menyampaikan bahwa pahala puasamu ada pada Dia. Dan, pahala puasa itu yang kemudian menolongnya masuk surga,” kata dia.
Acara safari Ramadan di Musi Landas diakhir dengan buka puasa bersama, salat magrib berjemaah, dan ramah tamah. (rls-doy)