Pringsewu (BP) : Pemerintah Kabupaten Pringsewu melalui Dinas Kesehatan terus berusaha menurunkan kasus stunting di seluruh wilayah.
Demikian di katakan Kabid Kesmas Rahmadi di dampingi Tri Nova Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinkes di ruang kerjanya, Kamis (17/10/2024).
Baca juga :
Dikatakan sejumlah langkah terus di lakukan pemerintah untuk melakukan penimbangan badan balita dari Januari-Agustus,
pemenuhan alat ukur standar anthropometri kepada semua posyandu melalui APBD dan Kemenkes, pemberian makanan tambahan.
Untuk memaksimalkan berat badan penderita stunting pihaknya juga melakukan memberikan makanan tambahan (PMT),sedangkan untuk menambah tinggi badan pihaknya memberikan makanan tinggi protein telur, Ikan lele, daging ayam.
Menurut Rahmadi berdasarkan hasil survei status gizi nasional (HSSGN) penurunan stunting target nasional sebesar 14 persen. "Dari data tahun 2023 angka penurunan stunting di Pringsewu telah mencapai 15,8 persen dengan jumlah bayi stunting sebanyak 1405 kasus balita stunting," katanya.
Menurutnya stunting di temukan karena antara tinggi badan tidak sesuai dengan umur balita, seperti umur 3 tahun ternyata tinggi badan di bawah 80 cm, padahal normalnya 90 cm.
Ia menjelaskan penanganan kasus stunting umumnya akan dapat di ketahui selama 56 hari atau tiga bulan sejak di lakukan penanganan. "Jadi bayi stunting akan mengalami perubahan dengan ketentuan satu hari di beri makanan lengkap nasi dan lauk pauk, enam hari Snack, begitu seterusnya,"jelas Rahmadi.
Dalam penanganan kasus stunting tidak hanya di bebankan kepada Dinkes saja, tetapi semua sektor. Khusus Dinkes, penanganan stunting biasanya langsung ke sasaran: pemeriksaan balita, suntik, pemberian makanan tinggi protein.
Bahkan untuk menjaga agar bayi yang di lahirkan tidak mengalami stunting, tenaga medis sudah melakukan pembinaan kepada remaja dan calon ibu dengan memberikan suplemen tambah darah.
Menurutnya terkait pemberian makanan tambahan (PMT) yang di berikan oleh posyandu hanya untuk memicu (stimulasi) agar ibu-ibu mencontoh jenis apa saja makanan yang harus di berikan kepada balita. "Jadi pihak Dinkes melalui posyandu hanya memberi contoh saja seterusnya ibu-ibu di rumah," katanya.
Pihaknya juga berpesan khusus ibu-ibu yang memiliki balita harus memiliki buku kartu kesehatan ibu dan anak (KIA), agar saat pemeriksaan bisa mengetahui perkembangan si anak.
Baca juga :
http://bintangpost.com/read/9075/kesehatan-jiwa-masih-jadi-masalah-dunia
Rahmadi menjelaskan dengan berbagai cara untuk menurunkan kasus stunting saat ini di Pringsewu telah turun sesuai target nasional sebesar 14 persen, tetapi untuk hitungan kabupaten Pringsewu sudah mencapai 10,9 persen.
Menurutnya kasus tertinggi stunting di Pringsewu ada di kecamatan Banyumas dan Pagelaran terutama di pekon Pamenang. "Tetapi angka tersebut terus di turunkan,"ungkapnya. (Gus)