Hanya Islam yang Mampu Menyelamatkan Generasi Muda

Oleh: Silvia Anggraeni, S. Pd

Bintangpost : Geng motor kian hari makin meresahkan, seorang remaja bernama Raihan Fachlevi Darma (17) tewas dikeroyok oleh geng motor di Jalan Kimaja, Kelurahan Perumnas Way Halim, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung, depan salah satu Cafe, pada Minggu (5/11/2023) dinihari.

Fenomena geng motor memang telah lama menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Pasalnya mereka kerap melakukan aksi yang mengganggu bahkan membahayakan orang di sekitarnya. Dan kasus pengeroyokan yang menimpa seorang remaja tersebut benar-benar membuat banyak orang geram.

Sayangnya aparat kemanan seakan tak melakukan penanganan dengan maksimal. Banyaknya kemunculan kelompok geng motor ini seharusnya diwaspadai dan segera ditangani. Jangan sampai terus berkembang dan bebas berkeliaran hingga menimbulkan korban baru.

Tak cukup dengan memberikan pembinaan kepada para pelaku, tetapi harus diberikan hukuman yang sesuai dengan kejahatan yang telah dilakukan. Sebab usia mereka sudah baligh, sehingga sudah berlaku hukum atas mereka.

Seperti penganiayaan yang merenggut nyawa seseorang, dalam Islam perbuatan ini termasuk kategori jarimah yang termasuk pelanggaran syara' dan diancam Allah dengan hukuman had atau ta'zir. Ada dua tingkatan hukum bagi pelakunya. Hukum pokoknya adalah qisas, sedangkan hukuman penggantinya adalah diyat.

Adapun dalilnya ada pada surat Al-Baqarah ayat 178 dan 179 yang artinya: “(178) Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu (melaksanakan) Qisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, dan perempuan dengan perempuan. Siapa yang memperoleh maaf dari saudaranya hendaklah mengikutinya dengan cara yang patut dan hendaklah menunaikan kepadanya dengan cara yang baik. Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Siapa yang melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih. (179) Dalam Qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal agar kamu bertakwa.”

Demikianlah Islam memberikan syari'at yang mengandung hikmah di dalamnya. Pelaksanaannya akan menjaga keberlangsungan hidup manusia. Dan dengan tegasnya hukuman bagi pelaku kejahatan maka akan memberikan efek jera bagi pelaku dan membuat orang lain takut untuk berbuat kejahatan yang serupa.

Kasus geng motor di atas seharusnya menjadi perhatian atas kondisi generasi muda yang perlu segera diselamatkan. Dan hanya Islam saja yang bisa memberikan penyelesaian. Selain dengan pelaksanaan hukum syariat. Islam juga mengajarkan langkah lain yaitu membina generasi muda agar menjadi pemuda yang tangguh dan bertakwa.

Lewat penanaman akidah yang kuat, akan menciptakan manusia yang taat. Perilakunya selalu tertata karena merasa takut akan dosa. Selanjutnya Islam juga memerintahkan agar seluruh fungsi keluarga berjalan sebagaimana mestinya. Setiap peran dilaksanakan agar tak ada anak yang kekurangan kasih sayang. Sebab keluarga adalah benteng pertama yang mendidik anak dan memberikan perlindungan padanya.

Setelah itu masyarakat juga harus mampu menjadi pengontrol setiap norma yang ada. Dan yang paling tinggi adalah peran negara sebagai institusi yang menerapkan suatu hukum. Sehingga negara wajib menggunakan hukum syariat agar seluruh generasi muda dapat terselamatkan.

Lewat kebijakan-kebijakan yang akan memberikan perlindungan kepada generasi muda. Salah satunya adalah dengan menerapkan kurikulum pendidikan yang berasaskan akidah Islam, dan juga menyaring informasi yang beredar di media sosial.

Generasi muda adalah harapan. Rusaknya generasi muda adalah sebuah ancaman. Fenomena geng motor adalah indikator kerusakan generasi. Peradaban manusia membutuhkan generasi muda yang tangguh dan berprestasi. Maka dengan menerapkan Islam, generasi muda akan terselamatkan.

Allahu'alam bisshowab