Bandarlampung (BP) : "Suksesnya program pembangunan di Provinsi Lampung membutuhkan masyarakat yang cerdas dalam menyaring informasi."
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Fahrizal Darminto, yang mewakili Gubernur Arinal Djunaidi dalam kegiatan Diskusi Publik yang mengambil tema 'Medsos Bukan Produk Pers', di Ballroom Hotel Golden Tulip, Bandarlampung, Kamis (27/7/2023).
Fahrizal mengungapkan, terdapat tiga transformasi dalam rencana pembangunan nasional yang berjalan termasuk di Provinsi Lampung salah satunya. Diantaranya transformasi sosial budaya, ekonomi serta tata kelola pemerintahan.
"Tiga transformasi pembangunan tersebut tidak akan tercapai saat masyarakat tidak bijak dalam mengakses informasi. Masyarakat yang cerdas mengakses informasi tidak akan terpapar noise atau informasi hoax yang menghambat pembangunan. Sehingga Kecerdasan masyarakat dalam mengakses informasi juga menjadi filter terhadap noise atau isu yang menghambat pembangunan," ujarnya.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/8329/rangkaian-hpn-daerah-pwi-provinsi-lampung-gelar-diskusi-publik
http://bintangpost.com/read/8304/rangkaian-hpn-pwi-gelar-aksi-sumatera-clean-up
Oleh karena itu dia berharap, literasi digital harus menjadi bekal bagi masyarakat dalam menyaring informasi. Agar masyarakat khususnya di Provinsi Lampung, proaktif dalam mendukung program pembangunan.
"Kita bercermin di negara maju. Masyarakat sudah tidak lagi terpapar miss informasi sebab taraf kecerdasan masyarakat juga sudah meningkat," tuturnya.
Sementara itu, Ketua PWI Lampung, Wirahadikusumah menambahkan, diskusi publik ini dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat agar bijak bermedia sosial dan cerdas dalam mengakses informasi.
Dia juga mengharapkan, melalui kegiatan ini juga untuk menekankan kepada publik bahwa medsos adalah bukan produk pers atau jurnalistik.
"Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kami sebagai jurnalis, terhadap fenomena yang terjadi saat ini. Dengan harapan, profesi jurnalis menjadi contoh dalam memberikan informasi yang jelas dan akurat. Dan juga harus berfungsi sebagai clearing house atau rumah penjernih bagi informasi yang beredar luas di masyarakat," tuturnya.
Diketahui, dalam Diskusi publik tersebut menghadirkan tiga narasumber, yakni Wakil Ketua Dewan Pers, Agung Darmajaya, Konsultan digital medsos, Ruli Nasrullah serta Akademisi Unila, Guntur Purboyo. (doy)