Tanggamus (BP) : Wali murid Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Pasar Madang, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus mengeluhkan dengan adanya potongan pencairan dana program Kartu Indonesia Pintar (KIP) di sekolah tersebut.
Pasalnya, potongan sebesar Rp50.000 sampai Rp100.000 oleh oknum pengurus dalam setiap pengambilan atau pencairan dana program KIP ini, dilakukan dengan alasan untuk pembuatan toilet dan pengadaan bangku sekolah.
Maslikah (37), salah satu wali murid SD tersebut mengungkapkan, selain pemotongan dana, buku tabungan program KIP yang seharusnya di pegang oleh para murid, tidak diberikan oleh pengurus. Bahkan, kata dia, buku tabungan itu tidak akan diberikan kalau tidak para wali murid ramai-ramai mendatangi sekolah dan mempertanyakan dan meminta buku tabungan itu.
"Sudah tahunan buku tabungan di pegang pak Herman selaku pengurus KIP di sekolah itu. Setelah kami (wali murid, red) mendatangi dan mempertanyakan buku rekening itu, baru dia memberikannya," ungkapnya, kepada media ini, Kamis (10/2/2022).
Baca Juga :
Selain itu, lanjut dia, dirinya menduga tidak adanya keterbukaan terhadap Wali murid perihal pencairan dana KIP. Dan dana yang sudah keluar itu, tidak diberikan kepada kami (wali murid, red).
"Kami datang ramai-ramai kesekolahan ini ada alasannya pak. Karena memang kami hampir tidak pernah diberitahu kalau dana KIP keluar atau dana itu sudah cair. Dan terbukti, setelah buku rekening itu kami pegang, dan kami cek ke Bank, ternyata uang itu sudah keluar dan sudah di ambil. Tapi tidak di berikan ke kami," terang Maslikah.
Hal senada juga diungkapkan Carina selaku wali murid SDN 3 Pasar Madang tersebut. Dirinya merasa di rugikan, karena saat di cek di bank, ternyata dana KIP itu sudah keluar dan sudah di ambil, namun tidak di berikan ke dirinya.
"Karena itu kami para wali murid ramai-ramai menemui Herman sebagai pengurus KIP di sekolah. Dan dia mengaku kalau dia yang mengambil uang itu. Dan pengakuannya, dia khilaf dan meminta maaf. Dia juga berjanji akan mengembalikan uang itu," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa dirinya dan wali murid yang lain merasa di rugikan. Dan meminta agar segera di kembalikan hak para murid tersebut. Kalau dalam waktu dekat tidak di kembalikan, dirinya akan memproses melalui jalur hukum yang berlaku.
"Kami ini (wali murid, red) mayoritas nelayan yang tidak menentu penghasilannya. Sakit rasanya bila hak kami di curi dengan cara seperti itu. Bayangkan saja, dengan uang yang menurut mereka tidak seberapa itu, menurut kami manfaatnya sangat besar. Belum lagi kalau pencairan langsung di potong, dan bahkan malah tidak diberikan," tuturnya.
Sementara itu, Suparmin, selaku Ketua Komite SDN 3 Pasar Madang menerangkan bahwa, pihaknya (Komite, red) sudah mengetahui permasalahan tersebut.
Bahkan, kata dia, pihaknya sudah melakukan rapat komite bersama perwakilan wali murid dan pengurus program KIP SD setempat untuk penyelesaiannya.
"Kita sudah melakukan rapat untuk menyelesaikan masalah ini. Dan dalam rapat tersebut Pak Herman mengakui semuanya, dan berjanji akan mengembalikan uang yang diambilnya dari program KIP ini. Tapi kapan, itu kami yang belum tau. Karena dalam rapat itu dia (Herman, red) tidak mengatakan kapan mau mengembalikannya," terang Suparmin kepada bintangpost.com.
Sedangkan Herman, selaku pengurus program KIP SDN 3 Pasar Madang, sampai berita ini diturunkan, belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini karena tidak ada ditempat maupun di kediamannya. [Hrd]