Korbankan Masa Kecil, Jeni rela Jualan Empek-Empek Buat Bantu Orangtua

Korbankan Masa Kecil, Jeni rela Jualan Empek-Empek Buat Bantu Orangtua Foto. Red bintangpost.com.

PESAWARAN-BINTANGPOST : Seorang bocah perempuan Jeni Tistianingaih berusia 11 tahun warga Dusun Sumber Sari Desa Cipadang Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran, rela berjuang mengais rejeki dengan berjualan empek-empek untuk membantu kedua orang tuanya.

Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini rela berjualan dengan berjalan kaki, dari desa ke desa di kecamatan setempat dengan menempuh belasan kilometer untuk mencari nafkah karena keterbatasan ekonomi.

Bocah yang ditemui dengan baju basah kuyup karena kehujanan dan sedang menumpang berteduh sambil menawarkan jualannya di daerah Desa Sukaraja Kecamatan Gedongtataan ini menerangkan. Bahwa dirinya berjualan empek-empek buatan seorang warga Kecamatan Gedongtataan sebanyak 100 buah, dengan harga jual Rp1000 per satu buah empek-empeknya.

"Kalo jualannya habis semua, saya dapat Rp30 ribu," ujar bocah kelas IV SD ini, saat bertemu dan ditanya media bintangpost.com.

Dia juga menerangkan, berjualan dari pukul 10.00 WIB pagi bersama dengan kakak dan adiknya hingga pukul 17.00 WIB (5 sore), kemudian melanjutkan pulang kerumahnya yang berjarak kurang lebih 8 Km dari rumah warga tempatnya mengambil empek-empek tersebut.

Katanya, dia juga sering berjualan ke daerah Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dengan berjalan kaki. Untuk menjajakan empek-empek tersebut kepada warga di kabupaten tetangga yang notabene jaraknya 7 Km dari Kabupaten Pesawaran.

"Kalo sini-sini aja sih masih deket. Biasanya kalo belum habis (empek-empeknya), saya jualan ke Gading (Kabupaten Pringsewu). Capek. Tapi saya belum mau pulang kalo belum habis empek-empeknya. Dapetnya sedikit kalo nggak habis jualnya," tuturnya dengan polos.

Kalo nggak gitu kasian bapak sama ibu. Bapak sekarang belum bisa kerja, karena habis operasi mata. Matanya ke tusuk ranting pohon saat sedang membersihkan kebun di gunung, timpalnya dengan nada sedih.


Sedangkan saat disinggung terkait bantuan yang didapat dari pemerintah, Jeni menerangkan bahwa dirinya tidak mengetahui pasti. Dia hanya mengatakan bahwa hanya mendapatkan bantuan beras setiap bulannya. Sedangkan untuk bantuan lainnya menurut orang tuannya masih diusahakan.

"Waktu operasi mata, kakak nomer satu sama kakak yang kedua yang cari uang untuk biaya operasi mata bapak. Kalo untuk bantuan yang laen nggak tau. Kata bapak sama ibu masih di usahin. Tapi nggak tau ding. Bapak sama ibu itu yang tau. Saya mau jualan aja buat bantu bapak sama ibu," terangnya sambil mengelap muka dengan bajunya yang basah.

Dia juga mengungkapkan, bahwa bulan puasa (Ramadhan) ini dia akan tetap berjualan dengan berkeliling seperti biasanya.

"Kalo nggak jualan nanti nggak punya duit buat lebaran. Jadi saya puasa sambil dagang, biar punya uang buat lebaran nanti," ungkapnya sambil tersenyum malu.

Sungguh miris nasib anak ini. Disaat gencar-gencarnya bantuan yang diturunkan oleh pemerintah pusat hingga pemerintah desa untuk warga yang kurang mampu di masa pandemi Covid-19 ini. Tapi masih saja tidak mengetahui dengan adanya warga seperti keluarga Jeni Tistianingsih ini.

Sehingga membuat bocah perempuan berumur 11 tahun kelas IV SD ini rela mengorbankan masa kecilnya, untuk mengais rejeki berjualan empek-empek dengan berjalan menempuh puluhan Kilometer dari desa ke desa di Kecamatan Gedongtataan tersebut, untuk membantu ekonomi keluarganya.

Hal ini tentunya menjadi pertanyaan besar bagi pemerintah dan aparaturnya, mulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa. Apakah pemerintah benar-benar tidak tau atau pura-pura tidak tau. Ataukah memang tidak adanya anggaran atau kurangnya anggaran untuk memberikan bantuan kepada keluarga kurang mampu. Sehingga membuat bocah seperti Jeni ini harus mencari nafkah saat diusianya tersebut harus menikmati masa-masa bermain dan belajar. 

Dan tentunya, tidak hanya Jeni Tistianingsih ini saja yang bernasib miris. Pastinya masih banyak 'Jeni-Jeni' yang berada di daerah lain, yang sedang bertarung dan berjuang mencari nafkah untuk hidup, disaat seharusnya menikmati masa belajar dan bermain. 

"Semoga Allah melimpahkan rejeki kepada mu Nak. Dan melimpahkan kasih sayangNya kepada orang-orang dan anak-anak yang mau bekerja keras seperti dirimu. Aminn Ya Robbal Alaminn," (red)

Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Pesawaran.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment