Lampung Berjaya Setelah Mengaji, Semoga

Lampung Berjaya Setelah Mengaji, Semoga .

Oleh Deasy Rosnawati, S.T.P
BINTANGPOST : Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi meresmikan Program Lampung Mengaji di SD/SMP/SMA/SMK/PKLK Negeri dan Swasta untuk Lampung Berjaya dan pelaksanaan kurikulum muatan lokal bahasa Lampung. Peresmian dilakukan di gedung Bagas Raya, Bandar Lampung, selasa, 27 Agustus 2019.
Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi mengatakan dirinya  ingin membangkitkan ekonomi kerakyatan Lampung. Namun apa artinya jika ekonomi bagus, manusianya sejahtera, tapi rendah moralnya.  "Untuk itu, saya dan Wakil Gubernur Lampung  Chusnunia Chalim menjadikan program Lampung Mengaji sebagai salah satu program unggulan dalam menciptakan nilai agamis, dan meningkatkan moral guna mendukung Lampung Berjaya.” (lampost.co)
Ada tiga hal esensial terkait penamaan Lampung Mengaji. Pertama, karena kata mengaji bermakna mengkaji, konteksnya mengkaji islam. Maka program Lampung mengaji semestinya cakupannya luas. Bukan sekedar belajar membaca al-qur’an. Program ini haruslah mencakup juga belajar menulis huruf al-qur’an, belajar bahasa arab, mengkaji tafsir ayat-ayat al-qur’an, mengkaji hukum-hukum yang terkandung dalam al-qur’an dsb. Terlebih, karena tujuan program Lampung mengaji adalah menciptakan nilai agamis dan meningkatkan moral. Karena menciptakan nilai agamis dan meningkatkan moral tidak mungkin dicapai, hanya dengan seseorang bisa membaca al-qur’an. Melainkan harus disertai dengan mengkaji isi kandungan al-qur’an dan upaya menjadikan isi al-qur’an sebagai patokan tingkah laku.
Kedua, karena yang mengaji adalah Lampung, yang bermakna seluruh masyarakat Lampung. Maka program Lampung mengaji semestinya menyentuh seluruh masyarakat Lampung. Bukan hanya siswa sekolah. Untuk tahap awal bisa saja program ini dimulai di sekolah, namun kedepannya Pemprov haruslah memperluas objek sasaran program, hingga program ini menjangkau seluruh masyarakat Lampung.
Ketiga, karena Lampung juga bermakna seluruh tempat di provinsi Lampung. Maka seluruh tempat-tempat di provinsi ini semestinya semarak dengan aktivitas mengaji. Di masjid, Mushala, rumah, kantor, sekolah, kampus bahkan di gubuk-gubuk di tengah sawah.
Selain ketiga hal ini, program Lampung mengaji semestinya menjadi payung hukum atas dilaksanakannya pengajian di tengah-tengah masyarakat.  Tidak boleh ada tuduhan radikal terhadap masyarakat yang menyelenggarakan pengajian. Lalu, pengajiannya dibubarkan dan diberangus dengan program anti radikalisme. 
Terkait program lampung Mengaji yang sudah diresmikan yaitu yang menyasar lembaga pendidikan;  berikut beberapa masukan kami terkait teknis yang harus diperhatikan, agar program tersebut mencapai hasil yang diinginkan:
Pertama, tentang membaca dan menulis al-qur’an. Harus dipahami bahwa membaca dan menulis al-qur’an termasuk dalam pelajaran keterampilan. Karena bersifat keterampilan maka metode pembelajarannya harus privat; yaitu satu persatu siswa menghadap guru. Belajar membaca dan menulis al-qur’an tidak akan berhasil dengan metode klasikal. Selanjutnya, karena bersifat keterampilan, belajar membaca dan menulis al-qur’an harus langsung praktek. Frekuensi pertemuan dalam seminggu harus banyak, paling baik setiap hari, namun durasi waktu belajar per orang saat menghadap guru tak perlu banyak. Dengan metode seperti ini, in Sya Allah, siswa akan sampai pada level bisa dalam waktu singkat. Kisaran waktunya kemungkinan besar cukup satu semester atau paling lama dua semester.
Kedua, tentang tahfidzul qur’an. Pembelajaran tahfidzul qur’an memiliki dua metode, bisa klasikal bisa privat. Bila metode klasikal yang ingin dipakai, caranya, siswa cukup mendengar guru yang membaca berulang-ulang surat yang hendak dihafal. Persis seperti guru Taman Kanak-Kanak mengajari siswanya menyanyi atau tepuk. Dengan terus menerus diulang, siswa dengan sendirinya hafal. Kelebihan metode ini, adalah ringan; siswa tidak tertekan untuk menghafal. Namun memiliki kelemahan, kurang bisa memastikan kesempurnaan makhrajul huruf per siswa. Namun cocok untuk program 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
Berbeda dengan metode klasikal; tahfidzul qur’an secara privat mengharuskan siswa menghafal secara mandiri, lalu menghadap guru untuk setor hafalan. metode ini unggul dalam memastikan kesempurnaan bacaan siswa. Kelemahannya, ia menuntut keseriusan siswa. Siswa yang tidak siap secara mental akan tertekan dan kesulitan.
Ketiga, tentang pembentukan akhlak. Akhlak dalam pandangan islam adalah sifat-sifat yang diperintahkan Allah dan sifat-sifat yang dilarang Allah. Cara membentuk akhlak pada diri seseorang hanya satu, ia harus tahu sifat yang diperintahkan dan dilarang, dan ia terdorong menghiasi diri dengan sifat yang dperintahkan dan menjauhi diri dari sifat yang dilarang. Semakin banyak seseorang tahu sifat yang diperintahkan Allah dan semakin banyak ia tahu siat yang dilarang Allah, lalu dalam diri orang tersebut ada dorongan untuk mengambil yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang, maka akhlaknya menjadi semakin baik.
Dengan demikian, metode pembelajaran akhlak adalah membangun aqidah yang kuat, dilanjutkan dengan mensosialisasikan dalil-dalil akhlak secara massif. Melalui audio yang diperdengarkan saat menyambut kedatangan siswa, disampaikan oleh setiap guru. Sebelum memulai pelajaran, setiap guru membacakan satu ayat atau hadits tentang akhlak. Lalu bila ada siswa yang melanggar akhlak, ia diingatkan secara bersama-sama menggunakan lafadz hadits atau ayat yang berkesesuaian. Dengan metode seperti ini, ayat-ayat atau hadits-hadits akhlak akan melekat pada seluruh masyarakat yang ada di sekolah dan menjadi budaya sekolah.
Keempat, tentang pengajaran tsaqofah (pengetahuan) islam. tidak ada perbedaan dengan yang sudah berjalan selama ini; dimana sekolah umum mendapatkan pengajaran tsaqofah islam melalui mata pelajaran agama islam. sementara madrasah memecahnya menjadi beberapa mata pelajaran terpisah seperti fikih, al-qur’an hadits, aqidah akhlak dsb. pembelajaran seperti ini tetap bisa dilangsungkan. 
Hanya saja, tema-tema pembelajaran perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa. Misalnya, tema haramnya zina yang masuk dalam kurikulum agama islam kelas XI, semestinya masuk dalam kurikulum agama islam kelas VI dan kelas VII. Sebab, dorongan seksual sudah muncul pada siswa sejak ia baligh; yang pada umumnya terjadi di kelas VI. Pembelajaran yang baru diberikan di kelas XI menjadikan pembelajaran tersebut terlambat. 
Demikian juga pelajaran tentang shalat, semestinya diberikan intensif kepada siswa kelas I ketika umurnya belum 7 tahun. sebab, islam memerintahkan setiap anak sholat 5 waktu dimulai sejak ia berusia 7 tahun. demikian seterusnya, harus ada penyempurnaan kurikulum tsaqofah islam, hingga setiap pelajaran diberikan tepat waktu, sebagaimana yang dikehendaki dalam politik pendidikan islam, yakni pelajaran agama harus mampu menjadi patokan dalam berpikir dan dalam bersikap.
Inilah beberapa poin masukan teknis demi keberhasilan program Lampung mengaji yang akan segera diaplikasikan di lembaga pendidikan. Semoga pemprov Lampung berhasil dalam progam Lampung Mengaji untuk segmen sekolah, dan selanjutnya mengimplementasikan program Lampung Mengaji untuk seluruh lapisan masyarakat. Semoga setelah mengaji, Lampung Berjaya dengan islam.
Wallahua’lam.

Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Bandar Lampung.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment