Menyiapkan Generasi Menuju BonusDemografi

Menyiapkan Generasi Menuju BonusDemografi Foto : Ilustrasi.

Oleh : Putri Cakrawaty

BINTANGPOST : Tahun 2020-2030 akan menjadi tahun-tahun penting bagi bangsa Indonesia. Pada rentang tahun tersebut Indonesia akan mengalami Bonus Demografi, dimana negara ini akan memiliki jumlah masyarakat berusia produktif (15-60 tahun) jauh lebih besar dari usia non produktif. Berdasarkan data yang diterbitkan BPS, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan sekitar 258 juta jiwa. Dari grafik tersebut jumlah penduduk berusia produktif sebanyak 67%. Angka ini semakin menguatkan asumsi bahwa Indonesia memang sudah mulai memasuki sebuah periode emas berupa bonus demografi. Dari perspektif pembangunan, tak pelak lagi rentang waktu menjelang 2020-2030 merupakan periode paling penting dalam menyiapkan ketahanan generasi muda bagi bonus demografi tersebut. Lalu pertanyaanya adalah apakah kita sudah benar-benar mempersiapkan diri dari berbagai segi untuk memanfaatkan periode penting ini sehingga bonus demografi akan menjadi peluang emas bagi bangsa dan bukan menjadi bencana?

Peluang Dan Tantangan

Bonus demografi  ibarat pedang bermata dua yang di satu sisi menjadi berkah jika kita bisa mengambil manfaatnya, namun di sisi lain akan menjadi bencana apabila kualitas manusia Indonesia tidak dipersiapkan dengan baik. Afrika merupakan contoh negara yang mengalami bencana demografi karena gagal menyiapkan generasi dalam ledakan jumlah usia produktifnya. Kondisi generasi milenial hari ini dapat menjadi gambaran bagaimana kualitas generasi di tahun 2020- 2030 mendatang. Kita tak bisa menutup mata bahwa kondisi generasi muda saat ini tidak dalam kondisi yang baik-baik saja, beragam kasus menjerat mereka hingga tingkat yang mengkhawatirkan. Tindak kekerasan seperti tawuran, bullying, narkoba, kekerasan seksual, pornografi dan cybercrime hingga kehilangan kepribadian, adab, dan akhlak para remaja menjadi sebuah keprihatinan yang mendalam bagi bangsa ini. KPAI sendiri mencatat pada tahun 2018 terjadi 1.885 kasus tindak kejahatan yang dilakukan anak dan remaja. Komisioner KPAI bidang ABH (anak berkasus hukum) menyatakan bahwa lingkungan dan pola asuh keluarga termasuk dampàk dari keluarga yang tidak utuh (perceraian) menjadi penyebab maraknya tindak kriminal generasi muda, disamping terdapat pula niat dan kesempatan.

Generasi Berkualitas, Perspektif Islam

Pemuda merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun sebuah peradaban. Kejayaan dan kehancuran suatu bangsa tergantung pada generasi yang mengembannya. Sebagai sebuah dien yang paripurna, Islam sangat concern dengan pembangunan generasi berkualitas. Islam semenjak kedatatangannya telah berhasil mengubah generasi yang rusak dan jahiliyyah menjadi sebuah generasi yang memimpin sebuah peradaban yang khas, yang peradaban tersebut menyinari hampir seluruh bumi dengan kejayaannya dan bertahan lebih dari sepuluh abad. Faktor yang paling menentukan dalam membangun generasi berkualitas adalah keimanan dan keilmuan. Oleh karena itu tidak dikenal dalam islam dikotomi pendidikan seperti yang terjadi saat ini. Keimanan dan keilmuan menjadi sebuah paket yang tak boleh di pisahkan dalam kurikulum pendidikan, karena tak hanya bertarget menjadikan generasi memiliki ketinggian teknologi namun juga disertai keimanan yang kokoh sebagai bekal utama penguasaan dan pengembangan ilmu dan teknologi.

Adapun tugas untuk menghantarkan generasi mencapai ketinggian ilmu dan keimanan dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak

1. Keluarga

Tidaklah sebuah generasi berkualitas melainkan datang dari sebuah keluarga yang berkualitas pula, keluarga merupakan tempat awal generasi mendapat pendidikan dan pembangunan karakter terbaik. Kedua orang tua harus menjalankan fungsinya, ibu sebagai teladan utama dan Madrasatul al ula (sekolah pertama) bagi anak-anaknya, sedangkan ayah sebagai pemimpin yang memastikan keluarganya berjalan dalam koridor kebaikan sesuai standar hukum syara. Keluarga yang kokoh juga harus menjalankan seluruh fungsi-fungsinya, seperti fungsi reproduksi, fungsi edukatif, fungsi protektif, fungsi rekreatif, fungsi afektif, fungsi ekonomi, fungsi sosial,dan religi, dengan berjalannya seluruh fungsi-fungsi dalam keluarga, maka akan terwujud anggota keluarga termasuk di dalamnya generasi yang kokoh dan tangguh.

2. Masyarakat

Lingkungan pergaulan masyarakat merupakan tempat kedua tumbuh kembang generasi, setelah di dalam rumah, anak-anak akan berinteraksi dengan dunia luar. Mewujudkan masyarakat yang sehat wajib dilakukan, karena sehat atau sakitnya masyarakat akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang generasi. Masyarakat sendiri merupakan sekumpulan manusia yang menetap di sebuah wilayah, yang mereka berinteraksi, dan terikat dengan perasaan, pemikiran dan peraturan. Maka menyamakan perasaan, pemikiran dan aturan di tengah-tengah masyarakat wajib dilakukan, yaitu dengan perasaan, pemikiran dan aturan islam, memahamkan masyarakat untuk memiliki standar ini menjadi pekerjaan rumah kita, dengan aktifitas dakwah, aktifitas memahamkan mayaraka dengan islamt. Ketika masyarakat yang memiliki kesamaan perasaan, pemikirandan aturan telah terwujud, Maka orangtua akan merasa tenang melepas anak-anaknya bergaul bersama lingkungannya, karena terlindungi oleh masyarakat yang memiliki standar pandangan yang satu yaitu islam. Yang akan memiliki perasaan marah yang sama ketika terjadi kemaksiyatan di depan mata, yang sama-sama tidak akan tinggal diam untuk mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam lingkungannya.

3. Negara

Negara merupakan benteng pertahanan terkuat dalam menjaga generasi dari berbagai kerusakan. Dengan kekuasaan yang dimiliki, negara akan menghadang seluruh serangan budaya dan pemikiran kufur yang akan merusak mental, fisik dan akal para pemudanya. Negara juga sebagai fasilitator dalam menyediakan seluruh komponen yang diperlukan dalam pengembangan keilmuan dan teknologi berupa akses pendidikan berkualitas berbasis akidah yang merata, tanpa biaya, dan terjangkau ke seluruh lapisan masyarakat, hingga penyediaan sarana penunjang berupa perpustakaan dengan segala bentuk literasi keilmuan, laboratorium, dan sarana penunjang lainnya.

Demikianlah perspektif islam dalam mewujudkan generasi tangguh yang akan mengisi peradaban di masa yang akan datang. Sungguh bukan tugas yang mudah, karena pada faktanya kita hidup dala  cengkaraman kapitasme-sekular, akar segala malapetaka pada remaja terjadi. tetapi dengan kerjasama seluruh pihak, generasi emas akan kembali kita ciptakan sebagaimana islam telah berhasil melakukannya di masa yang lalu, maka mengembalikan Islam sebagai jalan hidup yang akan mewujudkan kebaikan tersebut menjadi wajib dilakukan, karena Sang Pencipta telah berjanji.. ;”Jikalau seandainya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa maka Kami akan limpahkan keberkahan dari langit dan bumi.” QS Al-A’raf ayat 96  Hanya dengan penerapan islam lah generasi tangguh akan terwujud, bonus demografi kita sambut sebagai sebuah ber kah yang akan mendatangkan kebaikan bagi negeri ini.

Allahua’lam bisshawwab

Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Bandar Lampung.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment