BINTANGPOST : Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI / Nomor : 28 tahun 2012/ tentang Pedoman Umum Tagana, keberadaan Taruna Siaga Bencana/Tagana lebih jelas, baik eksistensi maupun pembinaan serta pengembangan tugas. “Tugas pokok Tagana adalah di bidang logistik, shelter, dapur umum, pendampingan psikososial, bahkan advokasi sosial korban bencana” pada acara pembukaan kegiatan Pemantapan Petugas Manajemen Pengungsi, di Bandar Lampung.
Menurut Sumarju, dalam penanggulangan korban bencana, Tagana memiliki prinsip One Command (Satu Komando), One Rule (Satu Aturan) dan One Corps/ Unity (Satu Korsa/ Unit). “ Provinsi Lampung merupakan daerah yang rawan bencana alam maupun bencana sosial. Dalam penanggulangan bencana Tagana bermotto " We are The First To Help and Care" ini selalu hadir ditengah-tengah mereka. Kini personil Tagana aktif di Provinsi Lampung sebanyak 608 orang” ujarnya.
Menyinggung tentang keberadaan Kampung Siaga Bencana
(KSB) di lokasi rawan bencana, dikatakan Sumarju, Tagana sebagai fasilitatornya
telah menambah jangkauan dalam mengembangkan pendekatan Community Based
Disaster Management (CBDM). KSB di Provinsi Lampung sampai dengan tahun 2018
sebanyak 19 Kampung/Desa dengan personil yang telah dilatih pada masing masing
Kampung/ Desa sebanyak 60 orang; sehingga keseluruhannya sebanyak 1.140
orang". Ungkap Sumarju.
Sementara itu Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan
Sosial; Maria Tamtina menginformasikan bahwa kegiatan pemantapan manajemen
pengungsi ini diikuti sebanyak 50 orang Tagana Muda dari 12 Kabupaten/kota berlangsung
dari 25 sd 28 Juli 2018, bertujuan untuk mempersiapkan pengetahuan dan
ketrampilan petugas di bidang shalter, termasuk didalamnya kemampuan/pengetahuan
dasar dalam perlindungan kelompok rentan seperti anak, perempuan, lanjut usia
dan disabilitas.
Ditambahkan
oleh Maria bahwa pelayanan sosial dalam shelter menganut prinsip 2T + 2C yakni
tepat sasaran, tepat bantuan, cepat tindakan dan cepat pemulihan. “Secara
rinci yakni penanganan deprivasi, perbaikan gizi, bantuan pangan, bantuan
sandang, bantuan piranti rumah tangga, bantuan shelter, pendirian pusat
pelayanan, penanganan kelompok rentan, penanganan terhadap pendidikan anak dan
penanganan terhadap struktur keluarga yang bermasalah”pungkasnya.(Her)