BINTANGPOST: Kawasan pinggir laut Tanjung Tua, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, sudah cukup lama dikenal sebagai spot memancing yang cukup menantang bagi para angler (hobby memancing).
Bahkan Tanjung Tua sempat mendapatkan julukan “surga yang tersembuyi” oleh para pencinta mancing.
Sensasi tarikan ikan predator, khususnya ikan jenis giant travelly/GT (ikan kuwe/simba) dalam ukuran besar menjadi pemantik tersendiri bagi para penggila memancing untuk menjajal spot kawasan Tanjung Tua.
Sensasi ini jugalah yang membuat Suyanto, warga dari Jakarta datang langsung untuk mengikuti lomba memancing yang digelar oleh Pokdarwis Tanjung Tua dalam rangka HUT kabupaten Lampung Selatan pada Minggu, 26 November 2017.
Kehadiran angler asal Jakarta itu merupakan yang kedua kalinya di Tanjung Tua.
Tiga tahun lalu ia sempat menjajal spot Tanjung Tua. Kala itu ia berhasil mendapatkan ikan GT ukuran 30 kilogram.
Kedatangannya untuk yang kedua kalinya di Tanjung Tua kemarin, kembali dinaungi keberuntungan.
Ia kembali berhasil mengangkat ikan GT dengan ukuran 18 kilogram. Tangkapan ini menjadi yang terbesar bisa dinaikan para angler kemarin.
Hasil tangkapannya tidak masuk dalam penilaian panitia lomba, karena telah melewati batas waktu yang ditentukan panitia.
Tetapi bagi Suyanto, sensasi bertarung menaklukan lawan ikan predator GT merupakan hal yang sangat memuaskan baginya.
“Ini yang kedua kali saya datang. Sebelumnya saya pernah naikan ikan GT ukuran 30 kilogram. Hari ini dapat 18 kilogram. Sangat puas. Dua kali saya menjajal spot Tanjung Tua selalu mendapatkan tangkapan,” ujarnya.
Menurutnya, ada kepuasan tersendiri bisa bertarung melawan ikan GT. Ikan predator satu ini termasuk cukup agresif.
Dan Tanjung Tua menjadi salah satu spot terbaik untuk jenis ikan GT yang pernah ditemuinya.
Ini pun diakui oleh Dedi, salah satu agler asal Kalianda.
Ia mengatakan kerap menjajal spot Tanjung Tua. Bahkan biasanya ia dan teman-temannya hampir setiap bulan menjajal spot Tanjung Tua.
“Disini salah satu spot untuk ikan GT dengan ukurang cukup besar. Terbesar ada yang pernah mengangkat 32 kilogram. Jika penggila memancing belum pernah merasakan sensasi bertarung dengan GT di Tanjung Tua, terasa masih kurang,” kata dia.
Ketua pantia kegiatan lomba, Yodis mengatakan Tanjung Tua sudah cukup lama dikenal sebagai spot memancing oleh para angler.
Hanya saja, kata dia, selama ini baru para angler lokal Lampung yang sering menjajal spot Tanjung Tua. Sementara untuk angler dari luar Lampung masih agak jarang.
Padahal, menurut dirinya, bukan hanya ikan GT yang ada di Tanjung Tua.
Ikan jenis lainnya seperti lemadang, kakap dan ikan predator lainnya juga ada. Bahkan ikan blue marlin pun ada.
Salah satu kendalanya masih minimnya para angler luar darah datang ke Tanjung Tua, kata dia, akses jalan yang belum begitu bagus.
Khususnya dari Dusun Penobaan ke lokasi spot memancing.
Selain itu, lanjutnya, promosi potensi Tanjung Tua sebagai spot memancing oleh pemerintah pun sangat minim.
“Kegiatan lomba memancing ini juga menjadi bagian untuk mempromosikan potensi Tanjung Tua. Spot memancing yang ada di Tanjung Tua ini memiliki nilai jual pariwisata,” tegasnya.
Ini, kata Yodis, terlihat dari jumlah peserta lomba memancing yang melebihi dari target awal.
Total ada sekitar 93 peserta yang mengikuti lomba memancing.Dan tidak hanya dari sekitaran Kalianda dan Bandar Lampung. Peserta juga datang dari Palembang, Banten dan Jakarta.
“Target awal kita hanya sektiar 50 orang peserta. Tapi terakhir yang ikut ada sekitar 93 peserta. Ini menunjukan spot memancing di Tanjung Tua banyak diminati para angler,” tegasnya.
Karena itu ke depan, imbuhnya, Pokdarwis akan mengagendakan lomba memancing sebagai agenda rutin di Tanjung Tua.
Harapannya, kegiatan lomba memancing di Tanjung Tua tidak hanya masuk dalam kalender kegiatan Kabupaten. Tetapi bisa masuk dalam kegiatan festival Krakatau Provinsi Lampung.
Sementara kasat Polairud Polres Lampung Selatan, Iptu Yaya Sudrajat mendukung adanya kegiatan lomba memancing di Tanjung Tua.
Kegiatan ini bisa menjadi bagian dari kampanye untuk larangan penangkapan ikan dengan cara ilegal di kawasan Tanjung Tua.
“Kami mendukung kegiatan seperti ini karena bisa mendorong sektor pariwisata daerah. Melalui kegiatan ini juga bisa dikampanyekan larangan merusak ekosistem laut. Termasuk kampanye larangan melakukan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap yang dilarang. Seperti bom ikan,” tandasnya.[Dji-aap]