Oleh: M. Hakiem Sedo Putra
Bandar Lampung (BP) : Di era modernisasi saat ini, penggunaan plastik sangat mudah dilakukan dalam berbagai aktivitas. Sepert mem bawa barang atau berbelanja, bahkan untuk barang terkecil sekalipun yang notabene tidak memerlukan plastik dan hanya dapat di pegang dengan tangan kosong saja. Dan tentu saja pemakaian tersebut kebanyakan digunakan sekali pakai.
Fenomena ini menyebabkan sampah plastik bertebaran dimana-mana dan di tempat pembuangan akhir pun overload. Hal ini tentu sangat disayangkan, karena seperti yang kita ketahui dari berbagai riset bahwa smapah plastik hanya akan hancur 10 hingga 1000 tahun lamanya tergantung jenis sampah plastik.
Dari urgensi tersebut dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, dengan kata lain tidak mudah dalam menggunakan sampah plastik bila hal tersebut tidak mendesak.
Pada tahun 2023, Indonesia tercatat sebagai salah satu importir sampah plastik terbesar di dunia, dengan total impor sekitar 252 ribu ton. Negara-negara maju, seperti Belanda, Jerman, dan Amerika Serikat, menjadi penyumbang utama sampah plastik yang diimpor oleh Indonesia. Sampah ini umumnya diimpor sebagai bahan baku industri plastik dan kertas yang masih memiliki keterbatasan pasokan dari dalam negeri.
Menyikapi permasalahan sampah ini, Kota perlu berinvestasi dalam infrastruktur pengelolaan sampah yang mendukung daur ulang. Ini bisa berupa pusat daur ulang sampah atau fasilitas komposting untuk sampah organik, yang mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA dan mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat, seperti pupuk.
Menurut beberapa studi, pengelolaan sampah yang baik dapat menciptakan banyak lapangan kerja. Sebagai contoh, laporan Bank Dunia menyebutkan bahwa sektor pengelolaan sampah memiliki potensi untuk menciptakan lebih dari 10 juta pekerjaan di negara-negara berkembang jika sistem pengelolaan sampah yang baik diterapkan, termasuk pemilahan dan daur ulang pendekatan yang tepat dan integrasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, pengolahan sampah dengan pemilahan dapat menjadi sektor yang produktif dalam menciptakan peluang kerja dan mendukung keberlanjutan lingkungan di daerah tersebut.
Dalam permasalahan sampah ini, bukan hanya andil pemerintah, namun kita sebagai Masyarakat biasa pun dapat berkontribusi banyak bagi lingkungan khususnya pada permasalahan sampah ini. Setiap individu masyarakat memiliki peran penting dalam pengendalian limbah sampah, terutama dengan mengolah sampah secara bijak.
Berikut langkah-langkah yang dapat diambil oleh tiap individu dalam mengolah sampah:
1. Pilah Sampah Sejak Dini
Setiap individu dapat mulai memilah sampah sejak di sumbernya, yaitu di rumah atau tempat kerja. Sampah bisa dipisahkan menjadi dua kategori utama: sampah organik (seperti sisa makanan dan daun) dan sampah non-organik (seperti plastik, kaca, dan logam). Pemilahan ini memudahkan proses daur ulang dan pengolahan lebih lanjut.
2. Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Salah satu langkah penting adalah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja sendiri, menghindari produk dengan kemasan plastik berlebih, dan memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan. Ini dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang akhirnya berakhir di TPA.
3. Daur Ulang Sampah Non-Organik
Setelah sampah dipilah, sampah non-organik seperti plastik dan kertas bisa didaur ulang. Individu dapat mengumpulkan bahan-bahan ini dan menyerahkannya ke pusat daur ulang atau bank sampah di komunitas. Banyak daerah kini juga menawarkan fasilitas daur ulang yang mudah diakses.
4. Kompos Sampah Organik
Sampah organik seperti sisa makanan dan daun bisa diolah menjadi pupuk kompos di rumah. Pengolahan kompos ini mengurangi beban TPA dan menghasilkan bahan yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian atau penghijauan rumah.
5. Partisipasi dalam Program Lingkungan
Masyarakat dapat terlibat dalam program lingkungan yang lebih besar seperti gerakan bersih-bersih atau kampanye pengurangan sampah. Melalui partisipasi aktif dalam program-program ini, individu tidak hanya mengurangi sampah tetapi juga mengedukasi orang lain tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
6. Edukasi Diri dan Orang Lain
Menyebarkan informasi tentang pengelolaan sampah yang baik kepada keluarga, teman, dan tetangga sangat penting.
Dengan semakin banyak orang yang sadar akan dampak sampah, pengelolaan sampah yang lebih efektif akan tercapai. Dengan langkah-langkah ini, setiap individu dapat berkontribusi dalam pengendalian limbah sampah secara lebih luas, mengurangi pencemaran, dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Sebagai individu, kita memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan sampah plastik yang kian mendesak.
Langkah sederhana seperti memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan memanfaatkan sampah organik untuk kompos dapat memberikan dampak besar jika dilakukan secara kolektif. Dengan menyadari bahwa setiap tindakan kita berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, kita mampu menciptakan perubahan yang nyata.
Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus saling bahu-membahu dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Investasi dalam infrastruktur daur ulang, kampanye edukasi, serta kebijakan pengurangan plastik merupakan kunci dalam mengurangi timbunan sampah yang mencemari lingkungan. Tidak hanya itu, pengelolaan sampah yang baik juga dapat menciptakan peluang ekonomi baru, seperti menciptakan lapangan kerja di sektor daur ulang dan komposting.
Saatnya kita memandang sampah bukan sebagai masalah, tetapi sebagai peluang. Dengan langkah nyata yang konsisten, kita dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman untuk generasi mendatang. Bersama, kita dapat membangun budaya yang lebih peduli terhadap lingkungan, mengurangi jejak karbon, dan memastikan keberlanjutan bumi sebagai rumah bagi kita semua. Mari mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri!. (*)
(Tenaga Ahli Hidrologi Forensik)