Bandarlampung (BP) : Seremoni sederhana digelar untuk melepas sebanyak 37 orang calon jemaah haji (CJH) keluarga PTPN VII.
Pelepasan tersebut berlangsung di Aula Harmonis Kantor Direksi PTPN VII, Selasa (16/5/2023).
Hadir dalam kesempatan itu, Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy didampingi SEVP Business Support Okta Kurniawan dan SEVP Operational Budi Susilo hadir.
Sebagai penguat, dalam acara tersebut diisi tausiyah oleh Ustadz Asip Abdullah, Lc, M.Pd selaku Pengasuh Pondok Pesantren Darul Fatah yang menyampaikan tentang keutamaan ibadah haji.
Dia mengatakan bahwa, jemaah calon haji itu seperti pengantin baru.
"Lihatlah wajah-wajah mereka yang cerah. Sebab, mereka akan menjadi insan-insan istimewa yang dijamu Allah SWT pada prosesi yang sangat syahdu dan menggetarkan. Mereka akan berada di tempat paling mulia di waktu yang istimewa, yakni pada saat wukuf di Arofah. Sebagai muslim, momen ini pasti sangat bahagia, bahkan melebihi kenikmatan sebagai pengantin baru," ujar mubalig muda ini.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/8109/era-digital-farming-ptpn-vii
Ustad Asip Abdullah juga menyampaikan, perjalanan menunaikan ibadah haji ini merupakan nikmat Allah bagi para jamaah. Tidak semua orang bisa menjalankan ibadah haji. Karena ibadah ini panggilan dari Allah. Orang yang banyak harta pun belum tentu tergerak menjalankan ibadah haji.
"Semoga para CJH bisa menggapai predikat haji mabrur. Gelar mabrur ini diberikan karena ketakwaan kita. Ini yang menjadi motivasi jemaah bila memiliki niat yang benar-benar bisa menggapai predikat mabrur dengan niat lillahitaala.Dan ciri haji mabrur itu bisa dilihat ketika pulang menjalankan ibadah haji, grafik ketakwaannya tentu akan semakin meningkat," terangnya.
Mengutip keutamaan jemaah haji tersebut, Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy dalam sambutan singkatnya mengatakan, para CJH adalah orang-orang terpilih yang akan mendapat kesempatan spiritual paling tinggi di hadapan Allah SWT.
"Setahu saya, puncak ibadah haji adalah ketika ibadah wukuf di Arofah. Waktunya juga sebentar, hanya sekitar enam jam, sejak lepas zuhur sampai magrib. Di tempat itu dan di saat itulah CJH meminta ampun atas dosa-dosa dan doa-doanya diijabah. Maka, saya berpesan, manfaatkan waktu dan tempat mustajabah itu dengan baik," tuturnya.
Ryanto juga berpesan, agar CJH keluarga besar PTPN VII memaksimalkan ibadah pada kesempatan itu. Selain berdoa untuk diri sendiri dan untuk keluarga, juga titip doa untuk kejayaan PTPN VII.
"Mungkin ini adalah seremoni terakhir pelepasan CJH dengan nama PTPN VII. Sebab, dalam waktu dekat ini mungkin akhir bulan, PTPN VII akan bertransformasi seiring kebijakan Holding, akan bergabung ke dalam Subholding dengan nama sementara PT Aset Perkebunan Nusantara. Mohon kepada jemaah agar sisipkan doa untuk perusahaan ini, apapun namanya nanti. Doanya sederhana, agar perusahaan sehat dan karyawan bisa sejahtera," kata dia.
Sedangkan menurut Vedy Pudiansyah perwakilan CJH keluarga PTPN VII bahwa. Mantan Ketua Umum SPPN VII yang sudah purnabakti itu menyatakan apresiasinya kepada Manajemen PTPN VII yang masih memperhatikan urusan ibadah karyawan, meskipun sudah pensiun.
Dia juga menyampaikan terima kasih atas sambutan dan berbagai hal yang diberikan kepada jemaah dari keluarga PTPN VII.
"Kami sangat apresiasi acara ini. Meskipun di tengah kepadatan agenda, Manajemen masih perhatian kepada kami. Untuk itu, kami mohon doanya agar kami dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan lancar. Kami juga berdoa, kiranya PTPN VII bisa terus maju, jaya, dan karyawannya sejahtera," ujar Vedy.
Diketahui, kepada CJH keluarga PTPN VII, Manajemen juga memberikan bingkisan sebagai tanda perhatian dan cinta, yang diakhiri dengan ucapan selamat dari seluruh karyawan yang hadir dan saling meminta maaf. (red/rls)