PLN Dukung Program _Container Farming_ Pertama di Ibu Kota, Percepat Masa Tanam Hidroponik.

PLN Dukung Program _Container Farming_ Pertama di Ibu Kota, Percepat Masa Tanam Hidroponik. Foto : humaspln.

"Listrik 24 jam dihadirkan untuk rekayasa lingkungan pertanian melalui metode Container Farming sehingga mempercepat masa tanam sayuran hidroponik."

JAKARTA-BINTANGPOST : PT PLN terus mendorong inovasi dalam meningkatkan produktifitas pertanian. PLN melalui PLN Peduli berikan Bantuan _Container Farming_ dan _Grow Light LED_ Buah Naga untuk Kelompok Tani Rumpaka yang mengelola pertanian perkotaan di Agroeduwisata Ragunan.

Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Ririn Rachmawardini menyampaikan bahwa program _Container Farming_ dan Agro _Electrifying_ di Agroeduwisata Ragunan memenuhi beberapa aspek dalam _Sustainibility Developement Goals_ (SDGs) antara lain ketahanan pangan, edukasi, inovasi dan infrastruktur, kota dan komunitas beekelanjutan, serta kemitraan untuk mencapai tujuan. 

“Sejak bulan Juni, PLN Peduli memberikan pendampingan dan pembinaan kepada Kelompok Tani Rumpaka untuk mengoptimalkan metode _container farming_ dan agro _electrifying_ dengan tujuan agar lebih produktif,” ungkap Ririn. 

Ibrahim Ajie, tim pendamping Kelompok Tani Rumpaka menjelaskan metode _container farming_ merupakan metode baru dalam bercocok tanam. Mengedepankan aspek inovasi teknologi dan meningkatkan kualitas sayuran menjadi metode ini sebagai solusi pertanian di tengah perkotaan.

Ajie menjelaskan metode ini membuat sayuran hidroponik lebih cepat panen karena mendapat lingkungan yang terkontrol pencahayaan dan suhunya selama 24 jam penuh. 

"Jadi bedanya, di luar sama _container._ Pertama lebih steril dan higienis. Karena mereka kan tertutup rapat minim kontaminasi. Kalau di luar kan ada faktor suhu dan kontain baik hama dan penyakit. Jadi bener bener melalui _container farming_ membangun ruang menanam yang steril dan bersih," ujar Ajie.

Ajie menjelaskan untuk bisa menjalankan metode pertanian ini memang sangat bergantung pada listrik. Sebab, untuk bisa merekayasa _enviroment_ seperti cahaya, kelembapan suhu serta pompa air untuk sirkulasi air hidroponik semua bergantung pada listrik. 

Kontainer berisi rak-rak hidroponik yang dilengkapi dengan lampu _Grow Light LED_ sebagai pengatur cahaya dan sinar UV. Selain itu dipasang _air conditioner_ (AC) untuk mengatur suhu dan kelembapan yang sesuai dengan jenis tanamannya. 

"Untuk satu _project container farming_ butuh Lampu LED 10 watt. Kita pakai 240 lampu. Selain itu untuk kebutuhan listrik _blower,_ sekitar 4.000 VA. Untuk AC 1.000 VA. Jadi total 5.500 VA," ujar Ajie. 

Pada udara terbuka, sayuran hidroponik seperti pokcoy mempunyai masa tanam 30-45 hari hingga panen. Sedangkan di dalam kontainer, waktu tanam bisa dipangkas hanya 25-30 hari. 

"Keunggulan metode ini selain kecepatan masa tanam yaitu tanaman lebih steril bebas hama serangga serta binatang lainnya yang memakan tumbuhan," ujarnya. 

Tanaman ditanam menggunakan rak hidroponik bersusun sehingga pada luas lahan yang sama akan mendapat hasil yang lebih banyak dibanding menanam langsung di tanah. Dalam menanam, masyarakat tidak bergantung lagi pada musim karena berada di ruangan tertutup yang cahaya dan suhunya terkontrol. Sehingga masyarakat juga bisa menanam berbagai jenis tanaman dari dataran tinggi yang bersuhu dingin. 

PLN Peduli dan Kelompok Tani Rumpaka berkolaborasi dalam menginisiasi _Container Farming_ di Agroeduwisata Ragunan dan menjadi yang pertama di Ibukota Jakarta. Tujuannya, sebagai sarana edukasi masyarakat tentang pertanian berbasis ruangan, terutama kota besar seperti Jakarta yang lahannya mulai terbatas. 

Selain _container farming,_ di Agroeduwisata Ragunan juga dikenalkan Agro Electrifying dengan memanfaatkan Lampu Sinar UV atau _Grow Light LED_ dalam bercocok tanam Buah Naga. Sinar UV yang diperoleh selama 24 jam dari lampu membuat Buah Naga cepat panen. 

Suharini Eliawati, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta  DKI Jakarta, mengatakan bahwa kerjasama ini merupakan perwujudan program Jakarta _City of Collaboration,_ dan tentunya harapannya kerjasama ini dapat berkelanjutan. 

“Ini adalah hasil kerjasama Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas KPKP dengan PLN Peduli. Sebagaimana kita ketahui Jakarta adalah kota Kolaborasi. Ini hasilnya,” ujar Suharini. 

Dukungan dari PLN Peduli ini juga mendapatkan apresiasi dan rasa terima kasih dari Hj. Yayat Sumiati selaku Ketua Kelompok Tani Rumpaka. 

“Terima kasih kepada PLN Peduli yang telah memberikan (dukungan) program untuk _container farming_ dan agro electrifying,” ungkap Yayat. 

_Container Farming_ di Agroeduwisata Ragunan telah diresmikan menjadi wahana edukasi oleh PLN dan Dinas KPKP Pemprov DKI Jakarta pada 8 Oktober lalu. Masyarakat bisa langsung datang, melihat, serta belajar tentang bagaimana listrik menjadikan pertanian lebih modern dan cepat panen. 

Agroeduwisata Ragunan sendiri merupakan kawasan hijau yang diinisiasi Dinas KPKP Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan telah diresmikan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin, sebagai sarana produksi, edukasi, inovasi teknologi, inkubasi bisnis, konservasi lingkungan hingga kawasan wisata yang berada di kota metropolitan, DKI Jakarta. 

Dengan adanya kolaborasi dari PLN Peduli dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya Dinas KPKP dapat memberikan nilai lebih dan manfaat edukasi bagi berbagai pihak. Sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan untuk warga Jakarta dan sekitarnya.(*) 




Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Nasional.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment