PRINGSEWU-BINTANGPOST : Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan salah satu wadah di setiap desa sebagai solusi peningkatan ekonomi kerakyatan yang ada di tiap-tiap desa.
Peran BUMDes semakin penting sebagai konsolidator produk atau jasa, produsen berbagai kebutuhan, dan inkubator usaha kemasyarakatan. Sehingga bisa menjadi salah satu penyumbang pendapatan asli desa, serta bisa menjadi pengungkit potensi desa.
Namun terkait hal ini, BUMDes Pekon Podosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu yang mengelola usaha air isi ulang tersebut, dianggap gagal dalam pengelolaannya.
Pasalnya, mesin produksi dengan harga puluhan juta yang digunakan untuk usaha tersebut terkesan sia-sia karena terbengkalai dan tidak beroperasi. Sehingga Bantuan modal yang telah digelontorkan oleh pemerintah, tidak berjalan sesuai rencana.
Terkait hal itu, Rasmin Kepala Pekon Podosari kepada media ini menjelaskan, kegagalan dalam usaha di BUMDes ini bukan karena Sumber Daya Manusia (SDM) nya yang tidak mampu dalam pengelolaanya, namun karena faktor Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki tidak mendukung.
Dia menjelaskan, BUMDes kami bergerak dalam usaha pengelolaan air minum mineral. Namun dalam pelaksanaanya yang sudah berjalan 4 bulan ini, terkendala dengan sumber mata air yang tidak masuk dalam uji tes Power of Hydrogen (PH) nya.
"Jadi bukan pengelolaannya yang gagal atau pengurusnya yang tidak bagus. Tapi karena air yang kita kelola untuk usaha, tidak layak untuk dikonsumsi. Jadi kami hentikan untuk sementara produksinya," ungkap Rasmin, Senin (30/8/2021).
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/5004/bumdes-ganjaran-alternatif-usaha-mikro-ekonomi-warga-dan-pekon
Saat ini, lanjut dia, terkait revitalisasi BUMDes, pihaknya ingin beralih ke sektor jasa, seperti pengadaan kendaraan roda 3 yang akan dimanfaatkan untuk mengambil sampah-sampah dilingkungan masyarakat.
"Namun hal ini masih dalam tahap musyawarah terlebih dahulu dengan pihak BHP dan Instansi terkait. Agar tidak menyalahi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tekhnisnya," tuturnya.
Sementara itu, Evi selaku Bendahara BUMDes mengungkapkan bahwa saat ini mesin pengelolaan air minum tersebut memang belum produktif, karena mata air untuk produksinya di lingkungan pekon itu PH nya tidak memenuhi kriteria kesehatan.
Namun, kata dia, pihaknya masih akan menjalankan usaha tersebut, dengan mencari mata air yang baru, yang sesuai dengan kriteria.
"Usaha air minum ini masih akan terus kita produksi. Namun kita masih mencari mata air yang baru, sesuai dengan kriteria yang layak konsumsi," terangnya.
Terkait hal tersebut, Agus Hairi warga Pekon Podosari mengharapkan bahwa, usaha yang dijalankan BUMDes pekon setempat dapat di optimalkan.
Karena, menurut dia, BUMDes merupakan lembaga milik pekon, sebagai lembaga komersil dan lembaga sosial bagi masyarakat.
"Saya berharap BUMDes ini bisa dioptimalkan lagi. Karena kami sebagai warga, sangat mendukung dengan adanya BUMDes, khususnya untuk meningkatkan pendapatan pekon. Agar Pekon Podosari ini maju, dan masyarakatnya sejahtera," ucapnya. (ard)