Oleh: Lisa Mukhlisah
BANDARLAMPUNG-BINTANGPOST : Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim mengatakan bahwa dengan menjaga persatuan umat beragama dapat menangkal paham radikalisme di tengah masyarakat.
Sebagaimana dikutip "Antara", Chusnunia Chalim yang akrab disapa Nunik mengatakan untuk menangkal adanya paham radikalisme di tengah masyarakat diharapkan semua umat beragama dapat saling menjaga persatuan dan kesatuan.
Ia mengatakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu peran serta masyarakat dalam menangkal beragam indikasi mencurigakan.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Mohammad Bahruddin.
Menurutnya, untuk menangkal beragam konflik, umat beragama diharapkan dapat terus menjaga kerukunan dan persatuan.
Julukan “Islam radikal” seolah-olah menjadi sangat akrab pada hari-hari belakangan ini, yang kemudian mengerucut dan digunakan secara sistematis untuk menyebut pihak-pihak yang menentang sistem ideologi Barat (Kapitalisme dan Sekularisme) juga disematkan kepada siapa saja yang ingin memperjuangkan syariat Islam.
Wajar jika ada kesan di tengah masyarakat bahwa istilah radikalisme sengaja dibuat oleh Barat untuk menghancurkan umat Islam. Sebab, pasca runtuhnya komunisme, satu-satunya ideologi yang menjadi ancaman paling menakutkan bagi dunia Barat adalah Islam.
Karena itu, mereka dengan sekuat tenaga dan kemampuan akan menghalangi tegaknya kembali Islam pada masa mendatang.
Dengan demikian jargon radikalisme bukanlah jargon yang bersifat objektif, namun telah dikemas untuk tujuan tertentu, yaitu menghantam Islam dan kaum Muslim yang menginginkan tegaknya Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Mereka (Barat) paham betul bahwa pasca keruntuhan komunisme, ideologi Islam adalah musuh mereka, sehingga kebangkitannya harus dihadang.
Sikap yang tepat yang harus dilakukan seorang muslim adalah meningkatkan kesadaran politik (wa’yu siyasi) kaum muslim melalui edukasi yang bersifat terus-menerus.
Yang dimaksud dengan kesadaran politik (wa’yu siyasi) di sini bukanlah seperti yang dipraktikkan politisi sekuler, tetapi kesadaran yang mendorong umat untuk memandang setiap persoalan dari sudut pandang akidah dan syariat Islam.
Kesadaran inilah yang akan memandu kaum muslim selalu waspada terhadap setiap upaya yang ditujukan untuk menghancurkan eksistensi Islam dan kaum Muslimin, termasuk melalui proyek radikalisme.
Kesadaran ini pula yang akan mendorong mereka untuk membela ajaran Islam dari para perongrong dan pendengkinya.
Wa’yu siyasi hanya akan tumbuh jika di tengah-tengah umat ada pembinaan (tatsqif) yang bersifat terus-menerus hingga umat menjadikan akidah Islam sebagai satu-satunya sudut pandang hidupnya dan syariat Islam sebagai satu-satunya aturan yang mengatur seluruh perbuatannya.
Diperlukan juga kerjasama antara seluruh elemen bangsa ini bahwa ancaman sesungguhnya terhadap bangsa dan negara ini adalah Kapitalisme Liberal beserta turunannya, bukanlah syariat Islam dan umatnya.
Umat dan bangsa ini harus bersatu membebaskan negeri ini dari segala bentuk penjajahan Barat dan Timur dengan menerapkan syariat Islam secara komprehensif (kaffah). Itulah yang akan memberikan kebaikan, kesejahteraan, dan kedamaian bagi seluruh umat manusia.
Wallahu'alam.