BINTANGPOST : Masjid Jami KH Ghalib di Pringsewu Barat, Kabupaten
Pringsewu, menjadi salah satu saksi perjuangan umat Islam di era penjajahan.
Dibangun tahun 1932, masjid ini menjadi masjid tertua kedua di Kabupaten
Pringsewu. Sebelum KH Ghalib membangun masjid jami ini ia juga membangun
Masjid di Daerah Pajarisuk dan sekarang menjadi Pekon Fajaragung
Kecamatan Pringsewu. Seperti masjid pada umumnya, di masjid ini ada
tempat pemukulan beduk dan mimbar. Ada juga jam peninggalan masa KH Ghalib saat
masih berjuang melawan penjajah.
Salah satu cucu KH
Ghalib, H Samsul Maarif, mengatakan masjid yang identik dengan nama pendirinya
ini yakni KH Ghalib sarat dengan semangat jihad fisabilillah, terutama saat
masyarakat di sana berjuang melawan Belanda yang ingin kembali menancapkan
kukunya di Indonesia pada tahun 1949. “Sebanyak 100 ulama Lampung saat itu
berkumpul di Pesantren KH Ghalib untuk membahas hukum perang melawan Belanda.
Hasilnya, para ulama itu menetapkan hukum perang melawan Belanda mempertahankan
kemerdekaan dan ketinggian Islam adalah fardu 'ain”ujarnya.
Siapa KH Ghalib? Tokoh ini dilahirkan tahun 1899 di Kampung Modjosantren, Krian, Jawa Timur. Dengan semangat jihad terus memimpin pertempuran untuk mengusir penjajah. KH Ghalib membentuk pasukan jihad yang diambil dari anak-anak didiknya untuk menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan BKR (Badan Keamanan Rakyat). Mereka berlatih cara berperang dan diajar oleh Mayor Inf. Herni, Mayor Inf. Mulkan, KH Ghalib, dan Mayor Inf. Nurdin.
Di sisi
lain, Belanda sangat bernafsu menghabisi KH Ghalib. Imbasnya, KH Ghalib
terpaksa hidup berpindah-pindah dan tinggal di hutan. Saat hendak kembali ke
Pringsewu, KH Ghalib disergap, lalu ditahan. KH Ghalib gugur pada 6 November
1949, saat meninggalkan penjara tempatnya ditahan. Saat 10 meter melangkah dari
penjara, KH Ghalib ditembak dari belakang.(Cikhan)