Pringsewu, (BP) : Ditengah banyaknya keluhan petani terhadap serangan hama tikus yang menyerang tanaman mereka, menjadi persoalan yang perlu penanganan serius.
Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu Hanum (30) menjelaskan, hal itu wajar, pasalnya kemungkinan gagal panen karena faktor hama itu bisa 80 persen.
"Kita tidak bisa lagi bergantung pada cara-cara lama yang hanya mengandalkan penggunaan racun pembasmi, karena selain hanya berdampak instan juga bisa merusak ekosistem dalam mata rantai makanan itu sendir," terangnya pada media ini, (Kamis, 21/07/2022).
Dari hasil pantauan media di Pekon Tanjung Dalam Kecamatan Pagelaran sejumlah areal persawahan di kelompok tani Mekar Sari para petani sudah mengembangkan sistem pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh alami tikus.
Tyto Alba, adalah jenis burung hantu yang diletakkan berikut kandangnya di area persawahan sebagai pengusir alami.
Wandi (45), petani Tanjung Anom menuturkan bahwa cara ini sangat efektif mengurangi penyebaran hama tikus di sawahnya.
"Alhamdulillah sudah dua tahunan ini nggak pakai racun kimia mas, dan serangan hama tikus berkurang sangat jauh dari sebelumnya," ungkapnya.
Pada bagian lain, Wandi berharap pihak terkait agar serius merespon tentang penanganan hama dengan cara ini.
"Karena selama ini kami juga hanya dengan swadaya seadanya. Awalnya kami tangkap sendiri burung hantu liar, lalu kami tangkarkan sendiri sampai bertelur dan menetas dan seterusnya bisa langsung diletakkan di sawah. Kasihan sodara-sodaraku petani yang diluar sana kalau tidak tau cara penanganan alami seperti ini," tutupnya.(Wasis)
