BINTANGPOST : Status janda muda di kabupaten Tanggamus dan kabupaten Pringsewu pada tahun 2017 meningkat. Hal tersebut diungkapkan Humas Pengadilan Agama Tanggamus Abdul Basil Basith, saat di temui bintangpost.com di ruang kerjanya, Rabu (30/5/2018).

Menurut Abdul, di kabupaten Tanggamus tercatat ada 594 berkas kasus perceraian yang diterima Pengadilan Agama Kabupaten Tanggamus. Sementara untuk kabupaten Pringsewu, ada sebanyak 643 kasus gugatan perceraian.

"Tahun 2017, pengadilan agama Tanggamus menerima gugatan perceraian sebanyak 1237 berkas kasus dari dua kabupaten ini. Dan kasus perceraian ini didominasi oleh kalangan pasangan muda yang baru memiliki satu atau dua anak," ungkapnya.

Dia menjelaskan, alasan utama gugatan cerai ini adalah faktor ekonomi, dan kurang nya keharmonisan dalam rumah tangga, yang diajukan oleh pihak perempuan (cerai gugat).

"Tercatat 411 jumlah kasus yang menggugat cerai karena faktor ekonomi dalam rumah tangga, dan 396 kasus karena kurangnya keharmonisan dalam rumah tangga. Dan sisanya beraneka ragam alasan," terangnya.

Abdul mengungkapkan, dalam penyelesaian kasus ini, pihak Pengadilan Agama Tanggamus sudah melakukan mediasi kekeluargaan untuk menyelesaikan perkara kasus gugatan perceraian ini.

Bahkan, lanjutnya, disetiap tahapan persidangan, sebelum inkrah selalu dilakukan mediasi terlebih dahulu. Namun langkah tersebut hanya bisa menekan angka perceraian 10 persen dari semua kasus yang diajukan ke Pengadilan Agama, katanya.

Abdul juga mengungkapkan, untuk menekan tingginya angka perceraian ini, perlu keterlibatan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah dalam menangani besarnya kasus perceraian yang terjadi di Kabupaten Tanggamus dan kabupaten Pringsewu ini.

"Karena langkah mediasi dari kedua belah pihak belum bisa dibilang efektif, apalagi kalau sudah alasan ekonomi. Untuk itu, perlu keterlibatan dari semua pihak untuk menekan tingginya angka perceraian di dua kabupaten ini," pungkasnya. (Sis)