Lampung Selatan (BP) : ADRA Indonesia adalah bagian dari jaringan global Adventist Development and Relief Agency (ADRA). Kehadiranya untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada masyarakat Indonesia, khususnya dalam menghadapi situasi krisis, merespons bencana dan membangun kembali masyarakat, adalah sebagian program yang dijalankan saat ini
Pada saat terjadi Bencana Rumah Ibadah menjadi salah satu tempat yang acap kali digunakan untuk mengungsi jika terjadi bencana. Pasalnya, rumah ibadah merupakan fasilitas yang dianggap nyaman dan aman bagi pengungsi termasuk Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya.
Baca juga :
http://bintangpost.com/read/9168/harga-naik-dan-potensi-produksi-tinggi-rh-ptpn-i-reg7-gaspoool
Oleh karena itu Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan ( GKSBS ) dan 30 Pendeta Muda yang berasal dari Klasis GKSBS se Lampung menjadi peserta dalam pengenalan Kebencanaan khususnya Rencana Kontingensi ( Renkon ) sebagai Pedoman Penanganan Darurat Bencana yang di laksanakan di GKSBS Tanjung Bintang Lampung Selatan. ( Kamis-Jum'at, 28-29/11/2024 )
" Ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesiapsiagaan becana, pengurangan resiko berbasis komunitas. Indonesia merupakan negara yang berada di salah satu kawasan paling rawan bencana di Dunia. Indonesia terletak di pertemuan empat lempeng tektonik utama, menjadikannya rentan terhadap gempabumi besar, terutama gempabumi megathrust yang memiliki potensi memicu tsunami dahsyat", ungkap D Karlo Purba Resource & Acquisition ADRA Indonesia.
Agus Purnomo Analis Kebencanaan Ahli Muda pada BPBD Kabupaten Pringsewu yang menjadi salah satu Fasilitator pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa "Fungsi rencana kontijensi bencana adalah untuk: Memastikan kesiapan pemangku kepentingan, Menjamin ketersediaan sumber daya, Memastikan warga dapat menyelamatkan diri, Memastikan warga mendapatkan hak-hak dasar, Membantu pemulihan kehidupan dan penghidupan secara mandiri"
Baca juga :
http://bintangpost.com/read/8980/ribuan-warga-ikuti-jalan-sehat-wisata-gembira-jati-agung
Rencana kontijensi bencana merupakan proses perencanaan untuk kesiapan tanggap darurat. Dalam rencana ini, ditetapkan skenario, kebutuhan sumber daya, kesepakatan jumlah sektor, dan tujuan. Selain itu, juga ditetapkan tindakan teknis dan manajerial, serta sistem tanggapan dan pengarahan potensi.
Rencana kontijensi bencana perlu dimutakhirkan secara berkala untuk menyesuaikan dengan situasi terkini. Data yang dimutakhirkan mencakup perubahan besaran ancaman bencana, besaran kerentanan, dan kapasitas atau kemampuan sumber daya," tutup Agus.(Gus)