Bengkulu (BP) : Potensi bahan baku olahan karet dari PTPN VII Unit Padang Pelawi, Bengkulu sangatlah besar, walaupun di sisi lain proses penggalian produksi kebun sendiri di lapangan banyak tantangan. Dan meskipun berpengalaman sangat panjang, proses pemutakhiran teknik sadap terus dilakukan untuk meningkatkan performa produksi dan kualitas.
Gambaran itu terlihat dari upaya manajemen PTPN VII Unit Padang Pelawi saat dikunjungi Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat, Jumat (3/3/2023).
Dengam didampingi SEVP Operation Budi Susilo, Kabag Ops. I Wiyoso, Kabag SPI Ary Askari, dan Sekper Bambang Hartawan, komisaris dan rombongan langsung diajak meninjau “Tapping School Camp” yang berada di Afdeling IV.
Nurhidayat yang juga dikawal Tim Audit, Heri Suheri, Nurkholis, dan Leonardo, meninjau area semacam kebun laboratorium lapangan untuk mengaktualkan proses sadap dan treatmen terbaru lainnya.
"Kami sengaja membangun gazebo ini sebagai tempat seluruh elemen memadukan langkah bisnis, terutama yang berkaitan dengan teknik penyadapan," ujar Tri Sutanto, manajer PTPN VII Unit Padang Pelawi saat menyambut rombongan Dekom.
Kepada rombongan Dekom, Tri Sutanto juga menjelaskan kondisi terkini kebun karet dan pabrik karet yang dikelola PTPN VII Unit Padang Pelawi yang berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Bengkulu tersebut. Dan mengatakan potensi kebun Pawi, (Padang Pelawi, red) sangat besar. Namun, kendala teknis di lapangan juga sangat besar yang membutuhkan modifikasi dan improvisasi dalam mengeksekusi kebijakan yang tertuang dalam SOP.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/8011/ptpn-vii-unit-ketahun-produksi-karet-premium
http://bintangpost.com/read/8008/unit-talopino-ptpn-vii-kejar-produktivitas-tbs-28-ton-per-hektare
Menurut dia, tantangan paling besar di Unit ini adalah faktor cuaca berupa curah hujan yang sangat tinggi. Dalam konteks penggalian produksi, hujan pada jam-jam sebelum subuh dan jam-jam debit getah tinggi menjadi tantangan tersendiri penggalian produksi dan produktivitas.
"Kami di Pawi ini punya tantangan unpredictable yang sangat tinggi, yakni hujan. Curah hujan di sini sangat tinggi, sampai 5.600 mili meter per tahun dan merata. Kalau hujan terjadi sebelum subuh sampai terbit matahari, angka kehadiran pekerja turun drastis. Kalau hujan pagi setelah sadap, getah tercampur air dan tumpah. Ini kendala akut," terangnya.
Menghadapi kendala ini, Tim Pawi terus melakukan sejumlah uji coba yg didukung Manajemen Kantor Direksi. Perlakuan rekayasa akselerasi kinerja SDM, Tim Pawi juga mengakomodasi berbagai temuan teknik sadap yang dinilai paling kompetitif. Beberapa referensi dihadirkan untuk diterapkan di Unit yang mengelola lahan HGU seluas sekitar 5.800 hektare ini.
"Terakhir kami datangkan konsultan dari Socfin untuk memberikan rekomendasi teknik terkini yang mereka gunakan. Termasuk penggunaan rain guard (pelindung air pada bidang sadap di pohon yang terbuat dari busa sandal). Hasilnya cukup membantu dan cukup baik," terangnya.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/7965/memacu-produktivitas-penyadap-ptpn-vii-terapkan-pola-premi
Menanggapi presentasi itu, Nurhidayat memberi apresiasi. Dia mengakui, perkembangan ilmu pengetahuan adalah niscaya di semua bidang, termasuk di perkebunan. Pengalaman PTPN VII dalam budidaya karet memang sudah sangat panjang, tetapi perubahan kultur baik pada agronomis maupun treatmen sumber daya manusia mengalami pergeseran.
"Kita memang punya panduan kultur teknis yang baku, tetapi bisa jadi ada temuan baru. Oleh karena itu, saya dukung upaya manajemen PTPN VII untuk terus memperbarui atau mengupdate teknologi dengan yang lebih produktif, lebih kompetitif, dan lebih produktif," ujarnya.
Nurhidayat juga merekomendasikan hasil dari setiap uji coba termasuk yang dilakukan di Unit Pawi, untuk diaplikasikan di kebun sejenis lainnya. Meskipun demikian, ia memahami bahwa masing-masing kebun memiliki karakteristik berbeda.
Sementara itu, SEVP Operation Budi Susilo menyampaikan harapan serius kepada Tim Pawi. Dan menurutnya, manajemen PTPN VII telah memberi semua permintaan fasilitas pendukung sebagai prasyarat akurasi hasil uji coba.
"Sejak dilakukan uji coba, semua peralatan yang dibutuhkan Pawi kami penuhi agar akurasinya bisa dipertanggung jawabkan. Dan alhamdulillah hasilnya cukup menggembirakan. Kita mengeluarkan tambahan biaya yang secara langsung juga meningkatkan kesejahteraan penyadap. Dan di sisi kita juga diuntungkan karena produksi naik dan pendapatan naik," tuturnya.
Dalam konteks ini, Budi meminta Tim Pawi secara keseluruhan mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya. Beberapa data produksi dan produktivitas yang ditayangkan saat presentasi diminta untuk dimaksimalkan.
"Saya yakin potensi untuk mencapai produktivitas 10 ton per hari tercapai dengan berbagai rekayasa ini," ungkapnya. (red)