BINTANGPOST : Radio Republik Indonesia (RRI) menginisiasi Program Belajar di radio. Program itu menjadi salah satu bentuk dukungan terhadap kebijakan Pemerintah Bekerja dari Rumah, Belajar dari Rumah dan Beribadah di rumah guna memutus rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19) melalui Programa 2 RRI Bandarlampung di Frekuensi 92.5 Fm.
Direktur Program dan Produksi RRI Soleman Yusuf menjelaskan, sesuai imbauan Pemerintah agar masyarakat yang belajar dapat terus belajar, namun mereka tidak dapat mengikuti akitivitas belajar mengajar secara normal, dan datang kesekolah, maka RRI perlu mendorong semangat belajar tersebut. "Karena siswa dari mulai SD sampai Perguruan Tinggi ini kan yang juga terkena imbasnya dari wabah Covid19 ini,“ ujarnya di Jakarta, Senin (06/04/2020).
Menurut Soleman Yusuf, pilihan media radio sebagai pelengkap program lembaga lain yang dilakukan melalui jaringan internet. "Tidak semua daerah di Indonesia ini jaringan internetnya baik, layanan internetnya baik. Kalaupun baik, siswa juga mesti atau orang tua siswa juga mesti menyiapkan kuota untuk bisa mengakses internet," ungkapnya.
Oleh karena itu, belajar melalui radio menjadi solusi karena biaya yang dikeluarkan relatif kecil dengan jangkauan yang lebih luas. “Ini salah satu solusi RRI. Mendengarkan radio itu hampir tidak ada biaya sama sekali. Mereka bisa mengikuti secara clear, secara jernih melalui radio tentang pelajaran yang diberikan oleh gurunya langsung di studio atau by telepon kemudian disiarkan oleh RRI,” jelasnya.
Mulai Tayang 26 Maret Program itu serempak disiarkan sejak tanggal 26 Maret di 65 stasiun dan 130 Programa RRI di seluruh Indonesia.
Menurut Soleman, program itu akan terus ada sampai nanti batas waktu. "Misalnya aktifitas belajar, bekerja dan beribadah di rumah ini sudah bisa dikembalikan, sudah bisa distop dan normal kembali. Jadi kita akan melihat situasi dan kondisinya," tuturnya.
Sejauh ini, animo pendengar, terutama yang ada di daerah sangat besar. “Tentu saja animonya cukup besar. Saya dapat banyak laporan, mulai dari Sabang sampai Merauke, sampai Boven Digoel, dari Miangas sampai Merauke, itu cukup besar. Memang tidak bisa kita memenuhi semua sekolah, semua tingkatan sekolah, agak sulit karena kita juga terbatas oleh durasi. Jadi kita ambil yang prioritas dulu,“ jelas Soleman.
Namun demikian, Soleman berusaha menyajikan konten secara adil dan merata. "Misalnya pelajar SMP atau pelajar SMA, ada juga yang pelajar SD. Kita atur secara baik sehingga azas keadilan dan pemerataan ini juga berlaku. Jadi misalnya untuk hari Senin sampai hari Rabu itu SMA A, B, dan C, nanti hari Kamis, Jumat misalnya SMA D dan E. Nanti untuk minggu depannya untuk SD atau SMP," ungkapnya.
Program belajar di radio serempak dilakukan dari jam 10 sampai jam 11 setiap hari. "Jadi cuma 1 jam. Kalau mungkin nanti kita bisa atur supaya secara variety programnya juga tidak terlalu melenceng, kita juga bisa menambah durasi. Jadi kita akan evaluasi untuk itu,” jelasnya.(Dwi)