BINTANGPOST : Kotoran sapi (Tletong) bagi sebagian orang mungkin menjijikan, namun limbah kotoran sapi tersebut mempunyai sejumlah manfaat jika diolah dengan baik.
Bukan hanya hanya bisa digunakan sebagai pupuk organik atau yang biasa disebut pupuk kandang. Melalui teknologi biogas, kotaran sapi ini bisa diubah menjadi energi gas yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak.
Seperti yang dilakukan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Nusa Usaha Pekon Nusawungu Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu memanfaatkan kotoran sapi (Tletong) menjadi energi gas.
Sunarto selaku Ketua Gapoktan Nusa Usaha menjelaskan bahwa, kotoran sapi ini dapat diproses sebagai sumber energi, menggantikan gas LPG maupun kayu bakar untuk memasak. Bahkan bisa juga digunakan untuk lampu penerangan.
Menurutnya, pihaknya memanfaatkan kotoran sapi yang diubah menjadi biogas untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan menggunakan sarana biogas bantuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang dibangun pada tanggal 30 April 2019 di 12 titik di tiga dusun pekon setempat.
"Pengolahan kotoran sapi menjadi energi alternatif biogas yang ramah lingkungan ini merupakan cara yang sangat menguntungkan. Karena mampu memanfaatkan alam tanpa merusaknya sehingga siklus ekologi tetap terjaga. Dan saat ini proses pembangunannya sudah 95 persen," katanya.
Diakui atau tidak, lanjut dia, saat ini di Pekon Nusawungu harga tabung gas LPG ukuran 3 kg berkisar antara Rp22.000-24.000 per tabung jauh dari harga HET Rp16.500. Hal ini tentunya memberatkan warga.
Untuk itu, katanya, dengan pemanfaatan kotoran sapi sebagai biogas diharapkan dapat meringankan beban hidup masyarakat.
"Disamping digunakan untuk memasak, biogas ternyata dapat digunakan sebagai lampu penerangan. Hal ini tentunya dapat menghemat listrik dari PLN. Dan tentunya kami sebagai masyarakat sangat merasa terbantu, dan mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah, atas bantuan yang diberikan," pungkasnya. (Gus)
