BINTANGPOST: Hektaran tanaman cabai milik petani di beberapa Pekon, Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu rusak, akibat diguyur hujan deras yang terjadi belakangan ini dan adanya beberapa penyakit di ujung batang bawah.
Petani Cabai asal Pekon Enggalrejo, Katelan saat di temui Bintangpost.com dikediamannya, Sabtu(16/3/2019) mengungkapkan, hektaran tanaman cabai milik petani di Empat Pekon rusak akibat terus diguyur hujan dan membusuk.
"Ya, akibat terendam air hujan, tanaman cabai umumnya karena membusuk akibat terus di guyur hujan" terangnya.
Di samping itu bunga cabai banyak yang membusuk dan kemudian gugur. Termasuk buahnya juga membusuk dan gugur.
“Pada musim hujan saat ini sinar matahari jarang ada,selain itu ada jamur yang tumbuh dari ujung akar pohon cabai yang sampai sekarang ini belum ditemukan obat yang bisa membantu petani cabai" lanjut dia.
Sementara, Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, sudah turun untuk mengambil semplel batang cabai yang rusak dan tanahnya untuk di teliti jenis penyakit apa ini.
Katelan mengatakan petani cabai di Pekon Enggalrejo paling kecil kerugian mencapai Rp. 10.000.000,- terdiri dari Pekon Enggalrejo, Waringinsari timur, Srikaton, Panggungrejo dan sebagian Pekon lainnya.
Ia menambahkan, petani cabai tidak bisa berbuat banyak. Guna mengurangi kerugian, petani lebih awal memanen cabai. Selain itu, petani cabai juga sejak awal melakukan tumpangsari tanaman.
“Kondisi ini jelas membuat petani merugi. Untuk itu saya berharap ada upaya dari pemerintah yakni Dinas Pertanian. Mencarikan jalan ke luarnya guna mengurangi kerugian petani cabai,” katanya.
Pantauan bintangpost.com di pasar tradisional di Kabupaten Pringsewu , harga cabai sekitar Rp 20 ribu per kg, cabai campuran merah dan hijau. Sementara, cabai kelas satu atau yang merah semuanya harganya sudah di atas Rp 20 ribu per kg.(ckhn-aap).