BINTANGPOST : Dalam era revolusi industri 4.0, sistem pendidikan nasional dihadapkan pada tantangan yang amat kompleks tetapi menarik. Oleh karena itu, PGRI sebagai organisasi profesi juga ditantang agar mampumenggerakan guru, pendidik, dan tenaga kependidikan memberikan andil tidak hanya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, tetapi lebih dari itu harus merasa terpanggil untuk ikut melahirkan pemikiran transformatif dalam pengembangan kebijakan pemerintah, pengelolaan program pembangunan di pusat dan di daerah, serta dalam melahirkan berbagai gagasan dan tindakan inovatif sesuai dengan tantangan Abad ke 21.
Demikian Sambutan tertulis Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Dr.Unifah Rosyidi, M.Pd, yang dibacakan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, saat bertindak sebagai pembina upacara Hari Ulang Tahun ke-73 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2018, di Lapangan Desa Kutoarjo Gedungtataan, Sabtu (24/11/2018).
Dunia hari ini, lanjutnya, menghadapi fenomena disrupsi seperti lahirnya digitalisasi sistem Pendidikan melalui inovasi aplikasi teknologi seperti Massive Open Online Course (MOOC) dan Artificial intelligence.
“Yang pertama adalah inovasi pembelajaran daring yang dirancang terbuka, saling berbagi, terhubung atau berjejaring satu sama lain. Prinsip ini menandai dimulainya demokratisasi pengetahuan yang menciptakan peluang bagi setiap orang untuk memanfaatkan teknologi secara produktif,” ungkapnya.
Sedangkan yang kedua menurutnya adalah mesin kecerdasan buatan yang dirancang untuk melakukan pekerjaan spesifik untuk membantu tugas-tugas keseharian manusia. Di bidang pendidikan, artificial intelligence membantu pembelajaran secara individual, yang mampu melakukan pencarian informasi dan menyajikannya dengan cepat, akurat, dan interaktif.
“Inilah yang menandai revolusi industri 4.0 khususnya di bidang pendidikan,” ujarnya.
Menurut Ketua Umum PB-PGRI itu, Guru sulit bersaing dengan mesin, yang jauh lebih cerdas, lebih cepat dan lebih efektif dalam pencarian informasi dan pengetahuan. Karena itu para guru perlu mengubah cara mengajar dari yang bersifat tradisional menjadi pembelajaran multi-stimulan agar lebih menyenangkan dan menarik.
Demikian juga peran guru berubah dari semula menjadi pemberi pengetahuan menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspirator, pengembang imajinasi, kreativitas, nilai-nilai karakter, serta team work, dan empati sosial karena nilai-nilai itulah yang tidak dapat diajarkan oleh mesin.
Merespon tantangan di era industri 4.0 ini, PGRI menginisiasi lahirnya PGRI Smart Learning and Character Center yang merupakan pusat pengembangan dan peningkatan kompetensi pofesional dan pengembangan karakter guru sesuai kebutuhan zamannya.
“Ini sekaligus sebagai penanda datangnya era baru, guru-guru muda milenial yang menjadi anggota baru PGRI. Selamat datang era baru PGRI yang terus berjuang untuk menjadikan profesi guru bermartabat, berdaulat, profesional, sejahtera, dan terlindungi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai soliditas, solidaritas, independensi, integritas, dan profesionalitas,” pungkasnya.
Peringatan Hari Ulang Tahun ke-73 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2018, yang bertema Guru sebagai Penggerak Perubahan Dalam Era Revolusi Industri itu di tandai dengan pemberian piagam penghargaan untuk guru TK/SD/SMP kepala sekolah dan pengawas berprestasi. (Rls)