Pesawaran (BP) : Mengingat kondisi cuaca yang semakin tidak menentu, seluruh masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dalam beraktivitas. Khususnya bagi para warga masyarakat yang ada di wilayah pesisir dan kepulauan.
Sebab, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami fenomena cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini. Sehingga harus menjadi perhatian kita bersama, dengan selalu bersikap hati-hati dan selalu siapsiaga agar terhindar dari risiko bencana.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, sebuah kapal Katir yang ditumpangi oleh satu keluarga dari Pulau Legundi Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran, terbalik akibat dihantam angin dan ombak besar saat akan menyeberang ke Dermaga Ketapang Kecamatan Teluk Pandan kabupaten setempat pada Sabtu (14/6/2025) kemarin.
Marta Dian seorang kepala sekolah dan juga guru yang menjadi korban kapal Katir terbalik itu kepada media bintangpost.com menceritakan. Pada hari Sabtu (14/5/2025) dirinya beserta keluarga menaiki kapal Katir untuk kembali ke rumahnya, seusai bagi raport siswa di SD Pulau Legundi pada Jumat (13/5/2025).
Saat berangkat dari dermaga, kata dia, cuaca baik-baik saja, tidak ada ombak, angin besar maupun hujan. Namun setelah sampai ditengah laut, kapal yang dinaiki oleh dia bersama istri dan anaknya, serta dua orang guru lainnya ini dihantam hujan disertai angin kencang.
"Tinggi ombak saat dihantam hujan dan angin kencang itu kurang lebih 2-3 meter. Kemudian salah satu Katir (penyeimbang) kapal patah. Dan ya itu, terus terbalik kapal yang kami naiki. Semua penumpang jatuh ke laut," ungkap Marta, yang juga selaku Kordinator Wilayah (Korwil) Upt. Pendidikan Kecamatan Punduh Pedada, Pesawaran, kepada media ini, Senin (16/5/2025).
Akan tetapi, lanjut dia, dirinya beserta istri, anak dan penumpang lainnya bisa selamat dengan berpegangan dan menaiki kapal mereka yang terbalik.
Marta juga menceritakan, dalam keadaan basah kuyup dan dihantam hujan badai. Dirinya berharap adanya pertolongan dari kapal nelayan atau warga yang melintas. Dan akhirnya pertolongan itu datang, setelah 2 jam terombang-ambing ditengah laut.
"Untung nya ada kapal Gardan (nelayan) lewat dan melihat kami. Alhamdulillah kami diselamatkan. Kalo lewat dari sore itu nggak tau nasib nya seperti apa. Karena sudah mau sampai ke jalur laut lepas," terangnya.
Dia juga mengungkapkan, bahwa dirinya tidak kuat jika mengingat kejadian tersebut. Apalagi dirinya melihat anaknya terjebur di tengah laut. Namun dirinya sangat-sangat bersyukur, karena dia bersama anak dan istri serta penumpang lainnya masih bisa selamat.
Dia mengimbau, jika warga ingin menyeberang, agar terus memantau informasi prakiraan cuaca dari BMKG Provinsi Lampung. Agar saat menyeberang bisa selamat sampai tujuan.
"Ini saya ceritakan agar bisa jadi bahan informasi untuk masyarakat di kepulauan, khususnya untuk masyarakat dan guru-guru di Pulau Legundi, agar dapat berhati-hati saat akan menyeberang. Apalagi cuaca saat ini tidak menentu dan ekstrim yang sedang melanda, sehingga kita harus meningkatkan kewaspadaan kita," tutupnya. (doy)