Merajut Asa dari Sebuah Kain, Niat dan Tekad Siswoyo Kembangkan Usaha Gorden

Merajut Asa dari Sebuah Kain, Niat dan Tekad Siswoyo Kembangkan Usaha Gorden Foto. Red bintangpost.com.

"Tidak sederhana memang jika kita ingin membangun mimpi. Bagaimana kita mengasah diri agar menjadi seorang yang layak mendapatkan kesuksesan. Itu tidak mustahil, tetapi juga tidak instan. Namun bagi Siswoyo, tidak ada yang sulit jika Allah meridhoi. Apalagi sebagai manusia ingin berusaha dengan sungguh-sungguh, bersusah payah, melalui proses yang berat."

Bandarlampung (BP) : Menyadari ijazahnya tak cukup kuat untuk menjadikannya pekerja kantoran, Siswoyo melangkah peruntungan rezekinya dengan jualan gorden. 

Dan selama tiga tahun berjalan, serta dengan adanya bantuan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dari BUMN PTPN I Reg.7 (Dulu bernama PTPN VII), kini akhirnya Siswoyo memiliki usaha sendiri dengan omset yang lumayan hingga sekarang.

Dimulai sejak tahun 1991, Siswoyo memulai masa produktifnya dari tetangga yang berbagi pekerjaan tersebut dengan keliling lorong-lorong gang di Bandar Lampung untuk menjual aneka kain penutup pintu dan jendela itu.

"Awalnya saya diajak dagang hordeng (gorden) keliling. Sampai tiga tahun. Setelah saya paham betul model bisnisnya, saya beranikan buat dan jual sendiri. Usaha saya semakin maju dan pesanan mulai banyak. Lalu, saya mengajukan pinjaman dari PTPN VII dan dapat Rp15 juta. Sejak saat itu, Alhamdulillah bisnis saya lancar," ujar Siswoyo.

Niat dan tekad bulat belajar dan memberi nilai tambah kepada suatu karya diyakini Siswoyo akan menjadi keunggulan dalam bekerja. Dia mengatakan, dengan kebisaan menjahit sendiri, membuat plisket sendiri, dan pengetahuan cara pemasaran, ia tak perlu lagi keliling kampung untuk memasarkan produknya. 

Mulai dari ruang keluarga, ruang tamu, hingga teras rumahnya, kemudian menjadi rumah produksi yang memasok aneka jenis gorden kepada toko-toko dan reseller lainnya.

"Kuncinya menjaga kualitas bahan sesuai pesanan dan mutu pekerjaan. Kalau itu bisa kita pertahankan, Insyaallah usaha kita akan langgeng," kata dia.


(Gorden hasil karya Siswoyo, Foto. Red)

Siswoyo juga mengungkapkan, keberhasilan usahanya ini tak terlepas dari ketersediaan modal usaha. Mendengar ada program Mitra Binaan dari PTPN I Reg.7, ia memberanikan diri membuat proposal pinjaman sebagai mitra binaan.

"Alhamdulillah sampai saat ini PTPN masih perhatian kepada kami pelaku usaha kecil. Saya dapat pinjaman lagi Rp25 juta untuk pengembangan usaha. Kami sangat terbantu karena pinjaman tidak berbunga, hanya ada biaya administrasi, dan masa pengembaliannya tidak mengikat (longgar)," terangnya.

Seiring waktu, usaha Siswoyo terus berkembang. Produk yang dia hasilkan tidak hanya beredar di Bandar Lampung, tetapi sampai memasok toko-toko di luar kota. Omsetnya juga terus bertambah, terlebih menjelang Lebaran dan hari besar lainnya.

"Saya sangat bersyukur menjadi mitra binaan PTPN. Selain mendapat pinjaman modal usaha, kami juga mendapat pelatihan manajemen dan seluk-beluk usaha. Pada beberapa even kami juga diajak bergabung untuk memasarkan produk. Saya juga bertambah relasi dari para karyawan PTPN," tambah Siswoyo.

Siswoyo juga mengakui, dulu saat terjadi pandemi virus corona, omsetnya menurun tajam. Dalam beberapa bulan sempat tidak ada pesanan. Namun, seiring membaiknya kondisi perekonomian, kini mulai lancar kembali.

Tentang produk yang dihasilkan, Siswoyo membuka harga mulai dari harga Rp65 ribu hingga Rp90 ribu per meter. Untuk gorden jenis plisket ada tambahan harga dari Rp35 ribu-Rp45 ribu per meter. Sedangkan untuk jenis gorden smokring harganya bisa mencapai Rp500 ribu hingga Rp700 ribu untuk ukuran 1 x 1,4 meter.

Tempat usaha yang berlokasi di Jl Danau Towoti Gg Inabah No 161 Kedaton Bandarlampung ini, tidak hanya menjadi produksi gorden saja. Siswoyo juga membuat taplak meja, sarung bantal kursi, dan lain lain dengan bahan baku kain sisa potongan dari konveksi. 

"Artinya, kainnya masih baru tetapi sisa potongan. Alhamdulillah, dengan memanfaatkan kain limbah bisa menambah pendapatan," tuturnya.

Meski sudah spesialis gorden, Siswoyo tetap mencari prospek lain. Kini, bersama anaknya, ia mengembangkan budidaya magot. Magot yang dihasilkan dijual untuk pakan ternak di daerah Kemiling dan Natar. (red-doy)





      

Bintangpost.com

Reporter bintangsaburai.com region Bandar Lampung.

Administrator

bintangsaburai.com

Leave a Comment