Bandarlampung (BP) : Sebanyak 50 karyawan PTPN VII dilatih untuk menjadi agen budaya perusahaan, Senin (6/6/2022).
Pelatihan bertajuk In House Training (IHT) ini, dibuka oleh SEVP Business Support PTPN VII Okta Kurniawan. Dan akan digelar selama selama empat hari, dipandu oleh tiga mentor dari LPP Agro Nusantara.
Diketahui, untuk Sesi pertama pelatihan, diikuti oleh karyawan dari Wilayah Lampung dan Bengkulu, yang akan digelar di Kantor Direksi mulai Senin (6/6/2022). Sedangkan Sesi kedua untuk karyawan Wilayah Sumsel, akan dimulai pada Kamis (9/6/2022).
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/6874/ptpn-vii-gelar-syukuran-pelepasan-jamaah-calon-haji
Dalam sambutannya, Okta Kurniawan menyatakan inhouse training yang akan mengupas tuntas tata nilai AKHLAK ini sangat mendesak. Karena Akhlak yang menjadi competitive value dari Kementerian BUMN, adalah modal dasar bagi semua insan PTPN VII.
"Kita tidak perlu lagi mencari dan merumuskan tagline corporate culture lagi, karena Kementerian BUMN sudah mempunyai tagline yang menurut saya sangat pas, yakni AKHLAK. Uraiannya per huruf juga sangat ideal, yakni Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nah, nanti mentor dari LPP Agro yang akan membedah untuk kita semua," ujar Okta.
Urgen atau pentingnya budaya perusahaan yang mewujud menjadi budaya kerja setiap individu karyawan PTPN VII. Menurut dia, budaya perusahaan akan lahir dari kesepakatan para pihak, yang kemudian dituangkan menjadi peraturan perusahaan dan dijalankan dengan konsisten. Karena konsistensi yang dibangun dengan sikap disiplin yang tinggi, akan menjadi kebiasaan.
"Itulah yang kemudian kita kenal sebagai corporate culture atau budaya perusahaan. Corporate culture terbentuk dari sikap kita sehari-hari dalam bekerja atau work culture. Dan tagline AKHLAK itu harus menjadi pedoma kita bekerja," kata dia.
Kepada para peserta IHT, Okta juga mengingatkan agar memahami setiap materi untuk kemudian dijalankan secara konsisten. Karena IHT FGD ini merupakan langkah awal dalam bentuk formal, dalam rangka menginternalisasi nilai-nilai AKHLAK.
"Organisasi yang subtainable adalah siap menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Bapak dan ibu akan menjadi role model bagi pelaksanaan nilai-nilai AKHLAK. Dari apa yang bapak dan ibu dapatkan, tolong dipraktekkan di bidang pekerjaan kita masing-masing setiap hari. Dan lebih dari itu, bapak ibu harus menjadi agen perubahan bagi teman-teman lain di seluruh PTPN VII," ucapnya.
Diketahui, tiga pemateri yang hadir merupakan Dosen di LPP Agro Nusantara Yogyakarta, diantaranya adalah Dian Wiryatno, Elvia Wisudaningrum, dan Kesowo Sidi.
Tentang FGD ini, menurut Kesowo Widi bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman mengenai pentingnya manajemen perubahan sebagai bagian strategi perusahaan. Selain itu memberikan pemahaman mengenai budaya perusahaan yang merupakan karakter identitas perusahaan, dalam bersikap dan berprilaku dalam perusahaan.
"Kalau materi secara fisik maupun sebagai pengetahuan, saya kira cukup mudah untuk mencernanya. Dan harus kita internasilisasikan. Adakan aplikasi di lapangan, disetiap aktivitas kita dalam kapasitas sebagai karyawan. Karena diharapkan nilai-nilai ini, akan menjadi manual kita berperilaku. Lalu para peserta pelatihan ini akan menjadi contoh serta menularkan kepada yang lain," jelasnya.
Dia juca mengapresiasi PTPN VII yang menginisiasi pelatihan ini. Dengan prakarsa untuk mendalami materi yang berkaitan dengan nilai-nilai AKHLAK, kata dia, adalah ikhtiar yang sistematis dalam menyongsong perubahan.
"Saya kira PTPN VII sangat peka terhadap kemungkinan-kemungkinan perubahan. Ini adalah proses transformasi yang sangat penting, karena menyangkut penguatan pada aspek human capital. Sebab SDM adalah kunci dari semua proses menuju sukses. Kita harus siap dan punya ilmu, baik secara individu maupun kolektif dalam menghadapi tantangan dan perubahan," tuturnya. (red/rls)