PESAWARAN-BINTANGPOST : Direktur PTPN VII Doni P. Gandamihardja menantang seluruh insan utama PTPN VII Waylima untuk menaikkan lagi produktifitas menjadi 2,1 ton per hektare.
Hal itu disampaikan Doni, saat menggelar inspeksi tanaman kebun karet, disela-sela agenda safari ramadhan di PTPN VII Unit Waylima Gedongtataan Kabupaten Pesawaran, Jumat (23/4/2021).
Menurut Doni, tantangan ini bukan tak beralasan. Sebab, masih ada simpul-simpul masalah yang seharusnya bisa menaikkan produksi.
"Ini masih banyak tukulan (karet yang tumbuh dari biji yang jatuh) di gawangan. Kalau gawangan bersih, kan pekerja bisa lebih cepat. Kalau cepat, kan sadapan bisa lebih pagi dan masa derasnya lebih lama sehingga produksi akan naik," ujarnya.
Dia juga mewanti-wanti kepada penyadap, untuk menyelamatkan investasi tanaman karet. Karena tanaman karet ini dibangun untuk berproduksi selama 25-30 tahun. Dengan catatan, semua proses terutama saat penyadapan dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
"Ini investasi sangat mahal. Untuk mulai menyadap saja, kita menunggu paling cepat empat tahun. Nah, kalau disadap asal-asalan sampai luka kayu, kita kehilangan investasi sangat besar. Saya minta secara berkala dan terus-menerus melakukan tapping school (pelatihan menyadap sesuai standar). Jangan sampai luka kayu, maksimal ketebalan 1,5 mili, dan kedalaman maksimal satu mili dari kambium," jelasnya.
Doni juga meminta kepada Manajer Unit Waylima, untuk memperbaiki jalan yang berlubang menuju kebun, dengan mengalokasikan dana operasional.
Karena, kata dia, saat ini harga karet sedang cukup bagus, jangan sampai kehilangan momen gara-gara produksi tidak bisa keluar akibat jalan rusak. Sebab waktu tempuh getah ke pabrik yang lama juga bisa menurunkan kualitas dan efektivitas kerja.
"Saya mengapresiasi prestasi Kebun Karet Waylima yang menduduki peringkat dua se-PTPN Holding. Memasuki 2021, produktivitas karet Waylima juga naik signifikan dari 1,6 ton menjadi 1,9 ton per hektare," ucapnya.
Dan dia menyatakan, tambah Doni, setiap prestasi pasti ada imbal baliknya. Kita berkomitmen jika produksi bisa menembus 2,1 ton per hektare, manajemen akan mengembalikan nilai 100 kg dari produksi itu untuk kepentingan unit.
"Kalau tembus 2,1 ton, bisa kita kasih yang 100 kilo dari produksi itu ke unit. Bisa dipakai untuk perbaikan infrastruktur dan biaya-biaya teknis lain. Juga bisa untuk insentif pekerja," tuturnya.
Sementara menurut manejer Unit Waylima M. Baasith mengungkapkan, bahwa tantangan tersebut akan menjadi pembahasan kru unit untuk menjadi spirit untuk mengejar. Karena dia mengakui, potensi yang ada di lapangan memungkinkan untuk mencapai produksi 2,1 ton per hektare itu.
"Seperti yang disampaikan Pak Direktur tadi, saya yakin potensi itu masih terbuka. Kami akan kejar itu sehingga kita bisa maju bersama dan PTPN VII bisa gemilang lagi," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur PTPN VII beserta jajaran dan didampingi Manajer Unit Waylima M. Baasith, bekerjasama dengan PHBI dan Lazis PTPN VII, menyerahkan santunan kepada 75 anak yatim dan duafa.
Selain itu, pada acara tersebut juga dilakukan pemberian bantuan terhadap lima masjid yang berada di sekitar perusahaan. Diantaranya, Masjid Jamiatul Muslimin dan Masjid Al Azhar Desa Cipadang, Masjid Tawakkal Desa Pampangan, Masjid Raoudlatul Jannah, Pasarbaru Kedondong, Mushollah Al Ikhlas Tangkit Serdang. Serta bantuan kepada Yayasan Yatim Piatu Riyadul Jannah.
Doni mengatakan, bantuan ini untuk kemaslahatan umat, khususnya bagi warga yang berada di sekitar perusahaan.
"Ini agenda tahunan setiap ramadhan, sebagai bentuk kepedulian PTPN VII kepada warga sekitar perusahaan. Kami ingin mengunduh berkah dari apa yang diikhtiarkan di kebun ini dari Allah SWT. Serta meminta dukungan masyarakat, dan sedikit memberi rasa gembira kepada anak-anak yatim," ujar Doni didampingi menejer Unit Waylima M. Baasith. (rls/red)