Bandarlampung (BP) : Seluruh proses administrasi di PTPN VII segera terintegrasi dengan diberlakukannya model digital farming. Mulai dari pengelolaan tanaman di kebun, pelaporan hasil panen, diangkut ke pabrik, hingga akhir produk yang dihasilkan akan terhubung dalam satu sistem terpadu sesuai standar.
Hal ini merupakan mandat dari pemegang saham dan Kementerian BUMN yang mengharuskan seluruh proses bisnis di PTPN Group menggunakan sistem digital.
Pernyataan itu disampaikan Muhammad Indra Utama, Kasubdit Program Penyelarasan dan Pengembangan Teknologi Informasi PTPN III Holding saat menyampaikan sosialisasi Digital Farming di Kantor Direksi PTPN VII Bandar Lampung, Kamis (13/4/2023).
Dia menyampaikan, sistem yang dibangun secara digital dan terintegrasi merupakan langkah strategis untuk menjawab keraguan terhadap data dan informasi dalam seluruh proses bisnis di PTPN.
"Digital farming ini adalah jawaban atas keraguan atas data yang selama ini dilakukan secara manual. Tujuannya ada pada dua kata, yakni efektif dan efisien. Sedangkan solusinya adalah dengan melakukan digitalisasi seluruh proses dengan standar yang sama. Yakni, standar pada proses bisnis, standar pada sistem yang dipakai, dan standar pada penanganan atau solusi," jelasnya.
Baca Juga :
http://bintangpost.com/read/8091/gelar-pasar-murah-ptpn-vii-siapkan-gula-37-ton
Dalam sosialisasi Digital Farming oleh Tim dari Holding Perkebunan Nusantara yang dibuka SEVP Business Support PTPN VII Okta Kurniawan., Indra Utama menyebut yang akan memberikan materi Irwan Sialagan, Kasubdit Divisi DOSK, dan beberapa tim teknis IT lainnya. Dengan peserta yang mengikuti secara tatap muka berasal dari Bagian PTI, Bagian SDM, Bagian Operasional Sawit dan Karet, dan para asisten dari Unit Rejosari-Pematang Kiwah dan Unit Way Berulu. Sedangkan para Manajer Unit, Asisten Tanaman, dan bagian terkait dari Unit-Unit Kerja Lapangan mengikuti secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting.
Tentang keunggulan pemanfaatan Digital Farming, M. Indra Utama menyatakan bahwa, sasaran utama dari program Digital Farming di PTPN Grup adalah menciptakan manajemen administrasi pelaporan yang akuntable dan cepat. Intinya manfaat yg didapat antara lain akurasi dan kecepatan data sehingga data lebih update dan akurat, mengurangi human error, sehingga pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat.
Soal kecepatan, dia meyakinkan, dengan aplikasi digital farming akan memangkas pekerjaan-pekerjaan manual yang selama ini butuh ketelitian dan waktu lama. Salah satunya merekap data dari sekumpulan data yang terpisah-pisah.
"Dengan aplikasi ini menjadi lebih cepat dan meminimalisasi kesalahan data akibat human error. Dengan selesainya satu pekerjaan lebih cepat, energi dan waktu yang tadinya untuk pekerjaan manual itu dapat dialihkan untuk mengerjakan hal-hal yang lebih strategis dan menghasilkan nilai tambah," terangnya.
Selain itu, kata dia, efisiensi dan efektivitas otomatis akan merambah ke banyak aspek yang juga akan mempengaruhi nilai penghematan anggaran. Ia memberi contoh dari kecepatan pelaporan yang bersifat real time, ketepatan atau akurasi yang jauh lebih tepat, dan aspek-aspek pendukung lain yang akan mengikuti akeselerasi kinerja digital.
"Aspek-aspek lain tentu akan mengikuti kecepatan penyajian data digital ini. Tentu, aspek-aspek yang mengalami percepatan itu jika dikonversi ke dalam rupiah, pasti cukup besar," ungkapnya.
Sementara itu, Okta Kurniawan menyatakan terima kasih kepada Tim TI Holding yang hadir lengkap di PTPN VII. Dia berharap, sosialisasi ini dapat berjalan efektif dan memberi pengalaman langsung yang bisa dimengerti oleh setiap peserta.
Sebab, kata dia, digitalisasi pada seluruh proses bisnis di PTPN VII menjadi suatu keharusan dalam suatu sistem manajemen modern.
"Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Tim Sosialisasi Digital Farming dari Holding (PTPN III Holding) atas kedatangannya ke PTPN VII. Ini sangat penting bagi kami di PTPN VII karena dalam bisnis modern mempersyaratkan sistem digital yang standar," ujarnya.
Digitalisasi pada seluruh sistem manajemen adalah tantangan yang memang harus dijawab dengan aksi implementasi. Model-model pencatatan, pelaporan, dan penyajian data secara manual sudah saatnya dikonversi ke sistem digital. Sebab, dengan sistem digital yang integratif akan menghadirkan akurasi yang lebih presisi, efektif, cepat, dan efisien, ucapnya.
Sedangkan menurut Kepala Bagian Pertanahan dan Teknologi Informasi PTPN VII Nugraha menyatakan siap menerima mandat ini. Dia meyakini, dengan Digital Farming yang akan diaplikasikan di PTPN VII dan semua PTPN akan meningkatkan kinerja secara menyeluruh.
"Kami di PTPN VII siap melaksanakan mandat ini. Kami akan terus mensosialisasikan dan menguji coba aplikasi ini sampai semua petugas siap dan mahir. Saya kira para asisten sudah cukup familiar dengan aplikasi model ini. Tinggal kita tunggu perangkatnya yang harus ada, seperti printer thermal mobile dan alat pendukung lainnya," tuturnya. (red)